Tanjung Tua memang lebih terkenal bagi para angler, terutama bagi yang menyukai rock fishing dari batu karang di pinggir pantai.
Tetapi untuk potensi ikan, Batu Alip dan Batu Licin tidaklah kalah dengan Tanjung Tua.
Nelayan lokal membuat rupon (tempat rumah ikan) di sejumlah titik.
Ini menjadi tempat bagi para nelayan dan juga para angler yang menggunakan perahu.
Spot Batu Alip dan Batu Licin memang belumlah banyak didatangi para angler luar daerah.
Biasanya yang datang hanya para angler dari Kalianda, Sidomulyo, Palas dan dari Bakauheni.
Untuk menyewa perahu, biaya yang harus dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar.
Harga sewa perahu nelayan dengan jumlah penumpang 3-4 orang, hanya sekitar Rp 350 ribu.
Para angler sudah bisa memancing sepuasnya hingga sore. Biasanya kawasan ini ramai di akhir pekan.
"Tetapi kalau malam, harga sewa sedikit lebih mahal. Karena ada lampu penerangan. Jadi bahan bakarnya juga lebih banyak habisnya," kata Satip, nelayan lainnya di Minang Rua.
Agung GD dari toko pancing Agung Pancing di Bakauheni mengatakan, spot Batu Alip dan Batu Licin ini belumlah terekspose dikalangan angler.
Karenanya memang belum banyak angler dari luar daerah yang datang.
Padahal, bagi angler yang menyukai kakap merah, Batu Alip menjadi salah satu spot terbaik.
"Saya beberapa kali menjajal spot Batu Alip. Terkenal akan kakap merahnya. Tapi juga pernah dapat simba cukup besar," ujar pria yang juga anggota Polair Polres Lampung Selatan itu.
Namun saat menjajal spot Batu Alip pada Sabtu kemarin, peruntungan masih belum baik.