Tribun Bandar Lampung

Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Pemanen Energi, 5 Kali Uji Coba Koneksikan Data ke Ponsel Pintar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Pemanen Energi Irfan (kiri), Diki (tengah), dan Ian (kanan). Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Pemanen Energi, 5 Kali Uji Coba Koneksikan Data ke Ponsel Pintar.

"Berupa kecepatan angin, intensitas matahari, tegangan dan arus pembangkitan, tegangan dan arus beban, serta tegangan baterai," jelas Diki.

Saat mengaktualisasikan kerangka teknis ke lapangan, diakuinya cukup memakan waktu seperti saat membeli komponen-komponen alat hingga pengintegrasian sistem.

"Kita juga terkendala pembiayaan sehingga semua dilakukan bertahap. Lalu merakitnya sekitar 3 bulan dan itupun dengan beragam permasalahan yang dihadapi saat setting sistem," kata dia.

Sistem kerjanya sendiri tiap panel ada yang berfungsi menangkap angin dengan ketinggian tiang turbin 10 meter, lalu ada panel penangkap tenaga surya, dan juga bak penampung air hujan berkapasitas 79 liter.

"Sempat ada kendala di turbin penangkap angin. Saat dibuat dengan ketinggian 5 meter kurang mendapat terpaan angin sehingga ditinggikan menjadi 10 meter," tambahnya.

Alat yang sudah disistem tersebut selain bisa memanen ke tiga energi juga ada sistem monitoring untuk memantau kecepatan angin, intensitas matahari, dan juga hujan. Termasuk mengontrol arus, tegangan, dan daya bangkit listriknya.

"Data-data itu dikirimkan ke aplikasi di hp ponsel pintar. Namun sempat terkendala saat pengiriman data ke aplikasi. Ada lima kali uji coba sampai akhirnya berhasil," terang anak tunggal ini.

Diakuinya penelitiannya ini sekaligus menjadi tugas akhir dia dan juga ke dua temannya. Dimana dirinya fokus ke energi angin, dan dua temannya masing-masing energi matahari dan enegi hujan.

Mahasiswa lainnya, M Ian Ardiansyah membeberkan, dari pembangkit tiga panel energi ini menghasilkan total energi 275 watt. Energi terbesar disumbang dari energi matahari mencapai 140 watt dari 2 panel surya, angin 120 watt, dan air 15 watt.

Pada saat setting sistem juga menurutnya sempat beberapa kali mengalami komponen terbakar.

"Bahkan beberapa kali revisi coding sampai semua alat terintegrasi jadi kesatuan karena dari bentuk terpisah disatukan. Ada lebih 10 kali setting," tambah pria kelahiran Palembang, 19 April 1998.

M Irfan Kusuma menambahkan, di pengolahan energi air sendiri kendalanya pada rangkaian sistem sebelum akhirnya bisa difungsikan dengan baik.

"Untuk penampungan air juga ada batasan dimana kapasitasnya 79 liter dan hanya menghasilkan 15 watt," kata pemuda kelahiran Pringsewu, 23 Maret 1998.

Dalam menciptakan alat pemanen energi ke tiga mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing Kiki Kananda dan Swadexi Istiqphara.

Alat pemanen energi karya mahasiswa Itera tersebut kini menjadi salah satu koleksi alat di Taman Alat UPT MKG Itera.

Halaman
123

Berita Terkini