Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung

Syekh Ali Jaber Tak Kapok Pasca Penusukan, ‘Saya Sering ke Lampung dan Masyarakatnya Baik’

Penulis: joeviter muhammad
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syekh Ali Jaber memberikan keterangan pers di Kafe Baba Rayan, Jl Pangeran M Noer, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).

Syekh Ali Jaber juga menyebut pisau sampai patah di lengan kanannya.

"Saya sendiri yang mencabutnya," katanya.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan, seusai kejadian pihak kepolisian dan panita langsung memberikan upaya penyelamatan.

Syekh Ali Jaber disebut langsung dibawa ke rumah sakit.

"Tindakan pertama melakukan penyelamatan dulu terhadap Syekh. Dari pihak panitia atau kepolisian segera membawa korban ke rumah sakit," kata Pandra.

Dia mengatakan, saat ini pelaku telah diamankan.

Pihak kepolisian juga disebut tengah melakukan pemeriksaan saksi.

Berdasarkan video yang tersebar di layanan pesan instan WhatsApp, seorang pemuda tak dikenal mengenakan kaus biru berlari menghampiri Syekh Ali Jaber yang berada di atas panggung.

Tiba-tiba, pemuda tersebut langsung mengeluarkan senjata tajam mengarah ke perut Syekh Ali Jaber.

Pendakwah tersebut sempat menghindar dari serangan sehingga tidak mengenai perutnya.

Tapi senjata tajam si pelaku mengenai bahu kanan pendakwah ini.

"Iya benar. Tadi syekh masih mau mulai kajian di masjid, tahu-tahu ada laki-laki masuk dan langsung nusuk syekh. Setelah nusuk, jamaah langsung spontan ada yang mukul laki-laki itu," kata saksi yang enggan disebut namanya di lokasi kejadian.

Pelaku penusukan sempat diamuk massa sebelum diserahkan ke pihak kepolisan.

Berdasarkan video beredar di kalangan awak media, pelaku berinisial A tersebut mengenakan kaus biru dan celana panjang warna hitam.

Tangannya terikat tali dan beberapa warga sempat menanyakan motif pelaku melakukan penganiayaan terhadap Syekh Ali Jaber.

Pelaku tersebut tidak menjawab.

Wajah dan bibirnya terlihat mengalami luka karena sempat diamuk massa.

Usia 13 Tahun Jadi Imam

Syekh Ali Jaber diketahui lahir di Madinah pada 3 Shafar 1396 hijriah, bertepatan dengan 3 Februari 1976 Masehi.

Ia menamatkan studi ibtidaiyah (sekolah dasar) pada 1989 kemudian melanjutkan studi tsnawaiyah (tamat 1992) dan Aliyah (1995).

Semuanya ditamatkan di Madinah.

Dilansir dari artikel “Mengenal Syekh Ali Jaber Lebih Dekat” sebagaimana diunggah syekhalijaber.com, sejak usia 13 tahun dia sudah menjadi imam di sejumlah masjid Madinah.

Anak pertama dari 12 bersaudara itu telah menjadi penghafal Alquran sejak muda.

Ayahnya dikenal sangat keras dalam mendidik agama anak-anaknya.

Sejak pertama kedatangannya di Indonesia pada 2008, dakwahnya mendapat respons yang baik dari masyarakat.

Saking giatnya berdakwah dari kota hingga desa, pada 2011 dia akhirnya mendapat penghargaan kehormatan dengan menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, perempuan asli Lombok yang lama tinggal di Madinah.(Tribunlampung.co.id/ Muhammad Joviter/Hanif Mustafa)

Berita Terkini