"Kondisi ini parah banget, karena konsumen kita kan rata-rata dari pegawai Pemda dan anak sekolah," sambung Edo.
Semenjak covid, anak sekolah dliburkan.
Sehingga secara otomatis sangat berdampak dengan omzet penjualan.
"Di tambah pegawai pemda dengan penerapan sistem kerjanya berubah otomatis mengalami penurunan (omzet)," kata Edo.
Edo pun tak mau patah arang.
Dia terus berfikir keras untuk mensiasati agar omzetnya kembali stabil di tengah pandemi Covid-19.
"Kita coba Sstrategi bermain di sosmed untuk promosi dan menerapkan delivery order. Alhamdulillah, mulai ada titik terang. Sekarang omzet sudah mencapai 200 porsi sehari. Sering sosialisasi melalui sosmed dan melayani pesan antar," kata Edo.
Meskipun belum stabil, namun Edo mengaku, kondisi ini sudah lebih baik dibanding diawal-awal terjadinya gempuran wabah Covid-19.
"Sudah mendekati normal, dan mudah-mudah bisa terus bertahan. Setidaknya, usaha bisa terus jalan dan bisa membayar gaji karyawan," tandas Edo. (Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)