TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis mengungkap 6 identitas anggotanya yang tewas saat bentrok dengan polisi.
Adapun keenam orang tersebut, kata Shabri, masing-masing bernama Andi Oktavian, pria kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1987 atau saat ini berusia 33 tahun.
Lalu, Ahmad Sofiyan alias Ambon, kelahiran Jakarta, 6 Juli 1994 atau berusia 26 tahun, Faiz Ahmad Syukur alias Faiz lahir 15 September 1998 atau berusia 22 tahun.
Berikutnya, Muhammad Reza alias Reza kelahiran Jakarta, 7 Juni 2000 atau berusia 20 tahun, Lutfi Hakim lahir 27 September 1996 atau berusia 25 tahun, dan terakhir Muhammad Suci Khadafi kelahiran tahun 1999 atau berusia 21 tahun.
Jasad mereka sampai saat ini masih berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Polisi menyebut jasad mereka sudah diautopsi.
"Kami menuntut untuk segera jenazah diserahkan kepada pihak keluarga melalui kuasa hukum keluarga yang sudah ditunjuk," ujar Shabri dalam keterangan resminya.
Baca juga: Polisi Akan Beberkan Rekaman CCTV Penembakan 6 Simpatisan FPI
Baca juga: TNI Jaga Ketat RS Polri Kramat Jati Tempat 6 Jenazah Laskar FPI
Sementara itu, kuasa hukum FPI Aziz Yanuar saat dikonfirmasi membenarkan terkait identitas keenam laskar FPI yang telah tewas itu.
"Benar (identitasnya)," ucap Aziz Yanuar singkat saat dikonfirmasi pada Selasa (8/12/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Umum FPI, Munarman, mengatakan sebelumnya pihaknya belum diberi akses oleh polisi untuk mengecek jenazah enam anggota laskar pengawal Rizieq Shihab itu.
Sedangkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono memastikan bahwa pihaknya tidak akan mempersulit pihak keluarga untuk mengurus pengambilan jenazah.
"Polri tak pernah menghalangi atau mempersulit pihak keluarga untuk mengurus jenazah dari enam orang yang mencoba melawan petugas itu," kata Argo Yuwono.
Argo mengatakan, polisi sedang melakukan proses identifikasi terhadap jenazah.
Ia juga tak menampik bahwa RS Polri kini dijaga ketat oleh aparat TNI-Polri.
"Tentunya sebagaimana SOP yang berlaku, petugas melakukan pengamanan untuk mencegah oknum yang tak bertanggung jawab," ujar Argo.