"Kondisi kandungan saya saat ini 7 bulan, dan saya hamil anak ketiga. Saat hamil ini saya merasa sering sakit-sakitan, terutama pada bagian perut," kata Dinda sambil mengelus-elus rambut Lili yang merupakan anak pertamanya.
Dinda menceritakan, bahwa anak pertamanya sudah berusia 3 tahunan dan usia anak keduanya kisaran satu setengah tahun. Anak pertamanya ikut Dinda dan suaminya, sedangkan anak keduanya diasuh oleh keluarganya.
Dinda tinggal di rumah panggung dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak di rumahnya tersebut tidak ada kompor, maupun gas untuk memasak. Bahkan kursi tempat dudukpun tidak ada. Di rumah panggung tersebut hanya ada tempat tidur dan dua lemari.
"Suami saya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tidak menentu. Sedangkan saya tidak bekerja. Untuk makan biasanya kami beli yang siap dimakan," kata Dinda dengan suara yang lembut.
Dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan tersebut tentunya asupan makanan sehari-hari sangat kurang dari kata bergizi. Apalagi wanita hamil seharusnya butuh asupan gizi yang cukup. Menurut Dinda biasanya ia hanya makan nasi dan sayur tanpa lauk.
"Alhamdulillah sejak adanya bantuan dari Rotary dan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) Sumatera Selatan (Sumsel) berupa makanan setiap harinya saya jadi bisa makan makanan yang bergizi," kata Dinda sembari tersenyum.
Kalau sebelumnya Dinda hanya makan nasi dengan sayur, kini Dinda makan nasi, sayur dan lauk. Terkadang lauknya ikan, ayam, daging dan lain-lain. Bahkan juga diberikan asupan susu dan camilan serta buah.
Dinda sangat minim pengetahuan, sebab ia tak menyelesaikan sekolah dasarnya. Bahkan ia tidak bisa membaca. Untuk itu ketika ditanya apakah tahu risiko menikah diusia mudah, ia pun mengatakan tak mengetahui. Bahkan awalnya sebelum diberikan edukasi dari Puskesmas 7 Ulu, ia tak mengetahui bahwa hamil diusia muda berisiko anaknya stunting.
"Saya tidak suka ke Puskesmas. Untuk itu saat hamil saya tidak ke Puskesmas. Selama hamil anak ketiga ini saya baru sekali ke Puskesmas, kata dokternya sih tidak ada masalah dengan kandungan saya," katanya.
Tak hanya Dinda yang tak suka ke Puskesmas untuk periksa kehamilan. Lili anaknya Dinda pun tidak ia bawa ke Puskesmas untuk imunisasi maupun pemeriksa rutin tumbuh kembang.
"Anak saya kalau dibawa ke Puskesmas takut, makanya saya tidak bawa ke Puskesmas. Jadi saya tidak tahu diusianya yang sudah tiga tahun ini berapa tinggi dan berat badannya," cetusnya.
Sementara itu Melisa yang kini sudah berusia 20 tahun juga sedang hamil anak ketiga. Melisa menikah diusia 16 tahun dan kini sudah memiliki dua orang putra.
Meski Cemas Dijalani Saja
Kondisi Melisa tak jauh berbeda dengan Dinda. Melisa juga memiliki postur tubuh kecil, dengan perutnya yang dalam kondisi hamil 7 bulan. Melisa juga tinggal di rumah berbentuk panggung.
"Saya hamil anak ketiga dengan usia kandungan 7 bulan. Sebelumnya saya sudah periksa ke Puskesmas bahwa kandungan saya baik-baik saja," kata Melisa sambil bermain dengan kedua anaknya.