Longsor di Bandar Lampung

Pemkot Bandar Lampung Pastikan 2 Rumah Mewah Roboh di Citraland Sudah Berizin

Penulis: Vincensius Soma Ferrer
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua rumah di Perumahan Citraland, Bandar Lampung, ambles karena longsor, Selasa (26/1/2021).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemkot Bandar Lampung memastikan pembangunan dua unit rumah di Perumahan Citraland Cluster Davinci, Bandar Lampung sudah berizin.

Hal itu menyusul robohnya dua unit rumah di Cluster Davinci pada Selasa (26/1/2021) lalu.

Menurut Kepala Bidang Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandar Lampung Muhtadi, syarat izin mendirikan bangunan (IMB) rumah tersebut sudah terpenuhi.

"Secara izin, pembangunan dua unit rumah itu tidak ada masalah. Semua syarat IMB-nya sudah terpenuhi," kata Muhtadi, Kamis (28/1/2021).

BREAKING NEWS 2 Rumah Mewah di Citraland Bandar Lampung Ambles Terkena Longsor

Takut Longsor Susulan, Penghuni Citraland Bandar Lampung Mengungsi

Disebutkannya, IMB tersebut terbit tak lama setelah terjadi kesepakatan antara pihak pengembang dan konsumen.

Muhtadi juga mengklaim siteplan rumah tersebut sudah sesuai.

"Mengenai siteplan-nya juga selaras dengan keadaan riil," imbuh Muhtadi.

"Jadi memang ini dimungkinkan karena faktor alam," ungkap dia.

Meski begitu, Pemkot Bandar Lampung melarang lokasi tersebut dibangun hunian.

Ada Potensi Longsor Kembali di Citraland Bandar Lampung, Begini Kata Pengamat Itera

Tak Kunjung Dapat Proyek Seusai Setor Rp 5 M, Awi Bertemu Mustafa: di Sana Mustafa Minta Fee Rp 15 M

Area tersebut dianjurkan untuk dibangun taman atau ruang terbuka hijau (RTH).

Potensi Longsor Lagi

Bencana tanah longsor di area perbukitan Perumahan Citraland, Bandar Lampung masih dimungkinkan kembali terjadi.

Khususnya di Cluster Davinci Citraland yang diketahui ambles pada Selasa (26/1/2021) kemarin.

Dalam peristiwa itu, dua rumah mewah di kompleks perumahan elite tersebut roboh karena tanah di bawahnya ambles.

Pengamat geologi, tata lingkungan, geohidrologi dan geoteknik Institut Teknologi Sumatera (Itera) Daniel Radityo menyebut, pandangan tersebut disimpulkan dari beberapa faktor.

Tinjauan dari sudut pandang topografi, ia menilai lingkungan yang dimaksud berada pada kontur yang rapat.

"Kerapatan kontur mencerminkan kemiringan lereng. Semakin rapat konturnya, maka semakin curam lerengnya," kata Daniel Radityo, Kamis (28/1/2021).

Dari kontur yang ada, ia menginterpretasikan batuan yang terbentuk berupa batuan lava.

Batuan lava itu yang mendukung derajat kemiringan wilayah itu.

Untuk itu, agar longsor tidak kembali terjadi, pihak pengembang diperingatkan untuk memperhatikan kondisi air tanah yang berada di dalam batuan tanah tepat pada titik longsor.

"Beberapa hari ini memang terjadi hujan lebat dan ke depan juga ada potensi yang demikian," jelas Daniel Radityo.

"Jika tidak diperhatikan kadar air tanah di titik itu, akan menambah beban dan memengaruhi kondisi kestabilan lereng di daerah tersebut," imbuhnya.

Selain itu, beberapa alasan lain yang bisa menjadi potensi penyebab longsor antara lain kondisi geologi, tata guna lahan, serta beban yang memengaruhi daerah tersebut. ( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Berita Terkini