TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEDAN - Polisi kini tengah memburu dua pria berbadan gempal yang mengejar Sonia Rizki, pemilik kucing Tayo yang mati dibunuh.
Teror yang dialami Sonia Rizki, pemilik kucing Tayo, terjadi pada 30 Januari 2021.
Saat itu Sonia mengaku dikejar oleh pria berbadan gempal. Namun ia berhasil meloloskan diri.
Polsek Medan Area masih melakukan penyelidikan terkait dengan informasi adanya pria bertubuh gempal yang mencari-cari pemilik kucing Tayo, Sonia Rizki di rumah.
• Kecelakaan Mobil Hindari Kucing Hitam di Lahat: Anak dan Istri Tewas, 7 Rumah Terbakar
• Sonia Nangis Sejadinya, Kucing yang Dicari-cari Ada Dalam Tumpukan Bangkai di Dalam Karung
Setelah kasus jagal kucing di Medan menjadi perbincangan publik, Sonia pemilik kucing Tayo mengaku diteror oleh dua pria berbadan gempal.
Sonia adalah warga Kota Medan yang menemukan kucingnya yang hilang selama dua hari, mati dibunuh oleh seorang pria.
Saat ini sejumlah saksi sudah menjalani pemeriksaan di Mapolsek Medan Area.
"Keluh kesahnya seperti itu (teror). Namun kita menyelidiki benar tidak keluh kesahnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Rianto ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Rabu (3/2/2021) sore.
Dijelaskannya, pihaknya juga sudah mendatangi ke rumah Sonia namun belum bertemu dengan orang tersebut (pria bertubuh gempal).
"Kita sudah ke rumahnya, kita lihat. Ya, kita nggak ketemu sama yang ngancam dia itu. Tetap kita tampung keluh kesahnya, tetap kita selidiki," ujarnya.
Polisi minta keterangan 5 saksi
Dijelaskannya, saat ini pihak sudah memeriksa saksi sebanyak 5 orang.
Namun demikian, dia tidak merinci peran masing-masing saksi karena hal tersebut sudah masuk dalam substansi penyidikan.
"Ada saksi 5 orang, (perannya apa) itu substansi penyidikan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru menyebut bahwa pemilik kucing Tayo mengalami teror dari pria gempal setelah penemuan kepala kucing di dalam karung.
Pada 30 Januari 2021 kemarin, kata dia, Sonia dikejar oleh seseorang berbadan gempal namun berhasil lolos.
Selama dua hari, kata dia, ada seseorang yang mencari Sonia di rumahnya.
Sonia dijaga 1x24 jam
"Kami mengerti mbak Sonia sangat terganggu, dalam kondisi kedukaan, harus berhubungan dengan orang-orang yang akan mencelakakan dirinya.
Mungkin karena prinsip dia membela kucingnya berani bersuara lalu timbul teror kepada dirinya dan sekarang kita akan pasang badan demi dia.
Apapun yang terjadi. Jika harus LPSK, kami akan turunkan," katanya.
Menurutnya, teror itu dilakukan oleh dua orang. Atas teror tersebut, dia bersedia memberikan penjagaan 1x24 jam penuh.
"Jangan karena teror ini lalu terganggu. Kita yang lebih besar dari dia, dari penjahat. Pecinta anjing, kucing bisa bersatu se-Indonesia. Kebaikan bisa berwadah, berkumpul dan berserikat.
Kenapa kita takut sama yang salah. Yang salah harus bergetar ketemu dengan yang benar," katanya.
Dikejar 2 pria berbadan gempal
Setelah kasus jagal kucing di Medan menjadi perbincangan publik, Sonia pemilik kucing Tayo mengaku diteror oleh dua pria berbadan gempal.
Sonia adalah warga Kota Medan yang menemukan kucingnya yang hilang selama dua hari, mati dibunuh oleh seorang pria.
Terduga pelaku dikenal kerap membunuh kucing untuk diambil dagingnya dan dikonsumsi.
Teror yang dialami Sonia terjadi pada 30 Januari 2021.
Saat itu Sonia mengaku dikejar oleh pria berbadan gempal.
Namun ia berhasil meloloskan diri.
Selain itu selama dua hari ada seseorang yang mencari Sonia di rumahnya.
"Dia membela kucingnya, berani bersuara" Lihat Foto Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru mengatakannya ketika ditemui di Mapolsek Medan Area pada Selasa siang.
Pihaknya menjadui kuasa hukum bagi pemilik kucing Tayo yang menemukan kepala 4 - 5 kepala kucing dalam karung di depan rumah warga di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai.
Teror yang dialami Sonia disampaikan Ketua Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru.
Ia mengatakan teror dilakukan pada Sonia karena dia berani bersuara untuk kucingnya yang dibunuh.
"Apapun yang terjadi. Jika harus LPSK, kami akan turunkan," kata Doni saat ditemui, Selasa (2/2/2021).
Artikel ini telah tayang di kompas.com