Bukan kabar gembira yang ia terima, namun kabar buruk yang ia peroleh.
Ia harus menerima kekalahan pahit dalam pencalonannya yang pertama.
Tidak putus asa, di tahun 2009 ia kembali mencalonkan diri.
Namun, kembali lagi kekalahan yang harus ia rasakan.
Bukan tanpa rasa kecewa ia menelan pil pahit itu.
Dua kali secara beruntun ia harus mencicipi kekalahan.
"Di situ kan kita mencurahkan segala daya upaya berupa tenaga, waktu, pikiran, biaya, termasuk juga mental," paparnya
Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Akhirnya, pada kali ketiga, tepatnya tahun 2014 ia terpilih menjadi anggota DPRD termuda di Kabupaten Lampung Barat maupun di Provinsi Lampung.
"Umur saya waktu itu 34 tahun," ucap Edi.
Dari awal ia mengikuti pencalonan diri sebagai anggota DPRD, ia menceritakan, suara yang ia peroleh selalu meningkat.
Tidak hanya berhenti di situ, pada tahun 2019 ia dilantik menjadi Ketua DPRD Lampung Barat periode masa jabatan 2019-2024.
Capaian manis tersebut, menurutnya, harus dilalui dulu melalui kenangan pahit berupa kekalahan.
"Sepanjang karir politik saya, gagal dua kali itu lah yang menjadi kenangan paling pahit," katanya.
Edi mengatakan sebagai Ketua DPRD Lampung Barat masih ada yang belum tercapai.