Apa Itu

Apa Itu Cap Go Meh

Editor: putri salamah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

penjelasan tentang apa itu Cap Go Meh berikut.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Simak penjelasan tentang apa itu Cap Go Meh berikut.

Cap Go Meh adalah hari penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, yang biasa diperingati oleh masyarakat Tionghoa selama 15 hari.

Tahun ini, Cap Go Meh dirayakan pada Jumat (26/2/2021), 15 hari setelah Imlek yang dirayakan pada 12 Februari 2021.

Bagaimana sejarah Cap Go Meh?

Baca juga: Apa Itu Tempo, Pengertian dan Tanda Dasar Tempo dalam Musik

Baca juga: Apa Itu Paru-paru Basah, Penyebab dan Gejalanya

Dirangkum dari Kompas.com, Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto, mengatakan, perayaan Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien.

"Cap go itu 15, meh itu malam. Jadi malam kelima belas. Tradisi itu sudah ada sejak zaman dahulu," kata Dwi.

Dwi mengatakan, beberapa sumber ada yang menyebut bahwa perayaan Cap Go Meh adalah untuk menghormati dewa tertinggi di Dinasti Han.

"Tetapi kalau di dalam ajaran agama Konghucu, itu (Cap Go Meh) diperingati sebagai berdoa kepada orang tua.

Mendoakan orang tua, memohon kepada Tuhan atau Tian," ujar Dwi.

Dwi menyebutkan, sebutan Cap Go Meh hanya dikenal di Indonesia karena pengaruh dari bahasa Hokkien, sedangkan di wilayah lain, perayaan 15 hari setelah Imlek memiliki nama yang berbeda-beda.

Baca juga: Apa Itu Fix You

Baca juga: Apa itu MTV

Dalam konteks internasional, Cap Go Meh disebut sebagai Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion), sedangkan di Tiongkok, perayaan tersebut dikenal sebagai Yuánxiojié atau Shàngyuánjié.

Adaptasi dengan budaya Indonesia Menurut Dwi, meski memiliki nama atau sebutan berbeda-beda, perayaan Cap Go Meh di berbagai wilayah memiliki esensi yang sama.

"Dulu bersifat sangat tertutup. Itu hanya keluarga tertentu, maksudnya satu keluarga anggota tertentu, enggak umum. Nah, sekarang menjadi kebiasaan yang umum, difestivalkan, menjadi tradisi budaya. Tapi intinya itu bagian dari ritual keagamaan juga sebenarnya," kata Dwi.

Dia menambahkan, perayaan yang berasal dari Tiongkok tersebut kemudian mengalami adaptasi begitu memasuki atau bertemu dengan budaya Indonesia.

Salah satunya dengan munculnya kuliner adaptasi dari dua budaya tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini