TRIBUNLAMPUNG CO.ID, LAMPUNG BARAT - Di Lampung Barat terdapat cerita rakyat yang populer tentang rombongan pengantin yang menjadi batu.
Bagaimana rombongan pengantin tersebut menjadi batu?
Apakah seperti kisah Malin Kundang?
Simak kisahnya.
Situs Batu Kebayan berlokasi di Pekon Batu Kebayan, Batu Ketulis, Lampung Barat.
Tepatnya, berada di pinggir Jalan Lintas Liwa sebelah kiri sebelum Balai Pekon Batu Kebayan kalau dari arah Kota Bandar Lampung.
Sebelum memasuki balai pekon, terlihat ada dua pohon tinggi besar dengan tinggi sekira 30 meter lebih dan berdiameter sekira 1 meter serta sejumlah pohon-pohon lainnya yang jauh lebih rendah.
Sejumlah pohon tersebut berdiri tegak di atas batu-batu besar berhias lumut.
Setiap batunya kira-kira seukuran seekor kambing dewasa.
Itulah Situs Batu Kebayan yang menurut legenda masyarakat setempat merupakan jelmaan rombongan pengantin.
Kisah Batu Kebayan ini, Tribunlampung.co.id dapatkan berdasarkan keterangan Kepala Pekon (Peratin) Batu Kebayan Murtoyo.
Menurut keterangan Murtoyo, kisah legenda mengenai Batu Kebayan ia terima melalui penuturan-penuturan dari masyarakat setempat.
Berdasarkan penyampaian Murtoyo, dulunya lokasi di mana Situs Batu Kebayan berada merupakan tempat beristirahatnya sebuah rombongan pengantin.
Saat sedang beristirahat, rombongan pengantin tersebut disapa oleh seorang pria sakti mandraguna yang berada di Puncak Gunung Pesagi, OKU Selatan, Sumatera Selatan.
Pria tersebut bernama Pangeran Serunting alias Si Pahit Lidah, yaitu seorang pria yang terkenal akan kesaktian ucapannya.
Apapun yang ia ucapkan akan berubah menjadi kutukan.
Lantaran jarak yang terlalu jauh antara rombongan pengantin itu dengan Si Pahit Lidah, rombongan tersebut tidak dapat mendengar sapaan dari Si Pahit Lidah.
Merasa dirinya diacuhkan, Si Pahit Lidah mulai kesal dan marah.
Secara spontanitas, ia bertanya kepada rombongan pengantin tersebut.
"Mengapa kalian ini diam saja ketika aku panggil? Seperti batu saja," kata Si Pahit Lidah.
Seketika itu juga rombongan pengantin tersebut berubah menjadi batu.
Itulah asal muasal kisah Batu Kebayan yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Batu Pengantin.
Selain menjadi nama situs batu tersebut, nama Batu Kebayan juga disandang oleh suatu pekon di Kecamatan Batu Ketulis, Lampung Barat.
Sayangnya, Murtoyo mengungkapkan, untuk batu yang menyerupai sepasang pengantin, sudah tidak berada di lokasi tersebut.
"Pada masa penjajahan Belanda, batu yang menyerupai sepasang pengantin sudah dibawa ke Belanda," terangnya, Selasa (9/3/2021).
Saat ini, yang tersisa di lokasi tersebut hanyalah batu yang dipercaya masyarakat sebagai rombongan iring-iringan pengantin.
Murtoyo menyampaikan, di lokasi situs batu tersebut kadang kala ada sejumlah orang yang melakukan ritual 'ngalap berkah'.
"Kebanyakan sih dari luar Lampung Barat," ungkapnya.
Situs batu dengan ukuran 20 meter x 20 meter itu, diyakini masyarakat juga memiliki kisah mistis.
"Sering ada penampakan makhluk halus di situ," ujar Murtoyo.
"Belum lama ini, beberapa warga di lingkungan sekitar sering mendengar suara dokar yang berasal dari Batu Kebayan itu," lanjutnya.
Menurut sejumlah orang yang melakukan ritual 'ngalap berkah' di lokasi tersebut, kata Murtoyo, Situs Batu Kebayan merupakan gerbang masuk ke dunia gaib.
Sedikit hujan, banyak yang basah.
Nampaknya begitulah pribahasa yang cocok untuk menggambarkan kisah dari Situs Batu Kebayan.
Hanya dengan sebuah kalimat, bisa berakibat fatal.
( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )