Lampung Barat

Kisah Sedih Anggota Paskibraka asal Lampung Barat, Citra Ayu Septina Tak Diberi Uang Jalan

Penulis: Nanda Yustizar Ramdani
Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Citra Ayu Septina, anggota Paskibraka Lampung 2021 asal Lampung Barat, mengalami kejadian menyedihkan.

Sementara, ia mengaku, tidak begitu paham mengenai alternatif jalan lain untuk menuju Hotel Kurnia Dua.

"Sekitar pukul 09.00 WIB saya masih ada di Pasar Tengah," ungkapnya.

"Karena kita nyari-nyari jalan alternatif, akhirnya nyampe di Hotel Kurnia Dua itu sekira pukul 12.00 WIB," tambah Khoirul.

Setibanya di Hotel Kurnia Dua, Khoirul yang saat penjemputan itu didampingi Kepala Sekolah MAN 1 Liwa menyaksikan pemandangan di mana ada sejumlah pegawai pemkab dari berbagai kota dan kabupaten yang melakukan penjemputan.

Sementara untuk anaknya, jangankan pihak Pemkab Lampung Barat, pihak SMA Negeri 1 Liwa saja tidak ada yang ikut dalam penjemputan tersebut.

Beruntungnya bagi kedua rekan Citra yang berasal dari MAN 1 Liwa ada inisiatif dari kepseknya untuk melakukan penjemputan.

Pria yang menjabat sebagai Kepala UPT Kebun Raya Liwa (KRL) itu menerangkan, perhatian dari pihak SMA Negeri 1 Liwa hanya berupa pemberian uang saku sebesar Rp 300.000.

Uang saku tersebut diberikan pada saat acara pelepasan Anggota Paskibraka Lampung 2021 di Kabupaten Lampung Barat.

Citra yang berdiri di samping Khoirul saat diwawancara, membenarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh ayahnya

"Ya cuma uang saku Rp 300.000 itu," kata siswi yang masih duduk di bangku kelas XI itu.

Lebih lanjut, Citra mengisahkan, jelang keberangkatannya menuju Kota Bandar Lampung untuk mengikuti tahapan seleksi Anggota Paskibraka Lampung 2021 di tingkat provinsi, ia diperintahkan oleh dinas setempat untuk menunggu di sekolahnya.

"Saya nunggu di depan gerbang hanya didampingi kakak pembina dari Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Lampung Barat," cerita ia.

"Dari sekolah sama sekali gak ada yang hadir apa lagi dari dinas," terusnya.

Sebelum keberangkatan, gadis yang bercita-cita menjadi Polwan itu sempat mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari pihak sekolahnya.

Kala itu, Citra hendak meminta berkas-berkasnya terkait paskibraka tersebut untuk ditandatangani Kepala SMA Negeri 1 Liwa.

Sebelum ditandatangani, siswi SMA asal pekon Way Empulau Ulu, Balik Bukit, Lampung Barat itu diperintahkan oleh seorang guru di sekolahnya untuk memfotokopi berkasnya terlebih dahulu.

Lantaran kepala sekolahnya yang belum tiba, maka Citra berinisiatif memfotokopi berkasnya itu terlebih dahulu.

"Saya malah dibentak sama Waka Kesiswaan," terangnya.

"Katanya saya gak ada adab," imbuh Citra.

Saat di lokasi karantina pun Citra mendapati pemandangan yang menyayat hatinya.

Pasalnya, kebanyakan anggota paskibraka yang mengikuti karantina tersebut, diantar oleh pemkab atau sekolah di daerahnya masing-masing.

"Saya sedih kalau dengar cerita teman-teman yang diantar oleh dinas atau sekolahnya," kisah gadis yang bertugas di pasukan 8 Paskibraka Lampung 2021 itu.

"Mungkin yang cuma diantar oleh orang tuanya hanya tiga sampai empat orang, termasuk saya," ulasnya.

Saat menjalani masa karantina, anak kedua dari empat bersaudara itu menceritakan, dirinya melakukan perbincangan dengan rekan-rekannya yang lain soal jumlah uang saku yang diberikan baik dari dinas maupun sekolah.

"Ada temen saya yang dikasih Rp 1 juta dari sekolahnya, ada yang dikasih Rp 700 ribu dari dinas," beber Citra.

Ayahnya berharap, agar kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

"Semoga ini jadi bahan evaluasi agar ke depannya tidak terulang lagi," harap ayah empat orang anak itu.

Khoirul juga menyampaikan, ia tidak mengharapkan pemberian berupa uang atau materi lainnya, baik dari Disporapar Lampung Barat ataupun dari SMA Negeri 1 Liwa.

Tetapi, yang terpenting baginya adalah bentuk perhatian untuk anaknya selaku anggota paskibraka yang membawa harum nama Kabupaten Lampung Barat di tingkat Provinsi Lampung.

Terpisah, Kadisporapar Lampung Barat Tri Umaryani memberikan tanggapannya terkait persoalan di atas.

Ia mengaku ada kekeliruan yang dilakukan pihaknya, sehingga ia menyampaikan permohonan maafnya.

"Saya mewakili Disporapar Lampung Barat menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, bila dalam proses tahapan kurang sempurna," kata Tri pada acara penyambutan Anggota Paskibraka Lampung 2021 di Kantor Disporapar Lampung Barat, Jumat (20/8/2021).

"Meskipun kami telah menjalankan sesuai prosedur," sambungnya.

Tri menyampaikan, terkait persoalan Citra dan kedua rekannya, ia tidak menyalahkan siapapun.

"Karena kita tidak mencari siapa yang salah," ujar dia.

Tri menganggap, kejadian yang menimpa Citra dan dua rekannya, akan menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya.

"Ke depan juga akan kita perbaiki lagi mengenai persoalan ini," kata Tri.

Dalam penugasan paskibraka di tingkat provinsi, Tri mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki kewenangan.

"Itu semua sudah kewenangan Pemprov Lampung, segala hal terkait akomodasi ketiganya," ungkapnya.

"Dan juga terlampir di dalam SPT," terus Tri.

Ia mengakui adanya kegagapan dalam menangani persoalan tersebut, karena situasi dan kondisi saat ini yang masih di tengah-tengah pandemi Covid-19.

"Bisa dibilang kita mengalami kegagapan karena berbagai kegiatan yang dilaksanakan diera New Normal ini," jelas Tri.

"Jadi kami mesti melakukan berbagai penyesuaian," tambahnya.

Maka, Tri memerintahkan guru dari MAN 1 Liwa untuk mendampingi ketiga anggota paskibraka tersebut untuk mengikuti kegiatan karantina.

Ia berharap, kejadian tersebut dapat menjadi hikmah dan bahan evaluasi khususnya bagi pihaknya.

Kegiatan penyambutan Anggota Paskibraka Lampung 2021 itu, dikatakannya, sudah pihaknya rancang jauh-jauh hari.

"Rencananya, akan dilaksanakan pada Senin (23/8/2021)," ungkapnya.

"Namun, karena kami kemarin merasa tidak bisa memfasilitasi, maka pelaksanaan dimajukan di Jumat (20/8/2021) ini," sambung dia.

Tri melanjutkan, meskipun pihaknya telah menjalankan segala tahapan sesuai prosedur seperti sebelum-sebelumnya, ia menyadari harus ada perubahan yang lebih baik.

"Tentu semakin ke depan, kita harus ada perubahan yang lebih baik," katanya.

Tri meminta keihklasan dan kelapangan dada kepada semua pihak agar persoalan tersebut tidak diperpanjang lagi.

"Krena kita selaku manusia biasa, tentu tidak luput dari salah," ujar dia.

Baca juga: Viral Bapak-Bapak Jadi Paskibraka Upacara Bendera di Semarang

Tak lupa, Tri Umaryani juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga anggota paskibraka tersebut.

Sebagai bentuk apresiasi, ia memberikan sebuah cinderamata kepada masing-masing anggota.

(Tribunlampung.co.id/Nanda Yustizar Ramdani)

Berita Terkini