Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menilai bahwa kepemimpinan Ali tidak sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi.
Di sisi lain, Peneliti The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, sempat membeberkan beberapa informasi tentang kelompok Ali Kalora
Menurut informasi, kelompok Ali Kalora hanya terdiri dari 10 orang, namun mereka memiliki militansi dan daya survival tinggi.
Mereka mampu bertahan hidup di hutan dengan berburu ditambah sokongan logistik dari para simpatisan yang bermukim di bawah pegunungan Poso.
Sebagai anggota terorisme, Ali Kalora ini juga dikenal kejam dan sadis.
Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat masih menjabat Komandan Jenderal Kopassus mengungkap, kelompok Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh warga di Poso.
Mereka digambarkan akan melakukan hal sadis tersebut kepada masyarakat demi mendapatkan logistik dan makanan.
"Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis."
"Semua modusnya itu dengan potong leher," kata Cantiasa dikutip dari Tribunnews (19/9/2021).
Bahkan kelompok pimpinan Ali Kalora ini diketahui pernah memenggal sejumlah warga di perkampungan.
Presiden Jokowi pun sampai buka suara agar aparat segera mengejarnya. ( Tribunlampung.co.id /Virginia Swastika )
Baca berita terkini nasional lainnya