Dikutip dari Fact Animal, tercatat ada lima spesies ular terbang yang memiliki kemampuan unik tersebut.
Di antaranya ular pohon emas, ular terbang firdaus, ular terbang merah, ular terbang Maluku, serta ular terbang Sri Langka.
Habitat kelima hewan itu tersebar di beberapa wilayah Asia, mulai dari Vietnam, Kamboja, Laos, Filipina, Cina, India, Sri Langka hingga Indonesia.
Warna Chrysopelea juga beragam. Ada yang berwarna hijau, hitam atau abu-abu gelap.
Beberapa juga dihiasi dengan sisik kuning, oranye, merah, atau hitam.
Satwa liar ini memiliki panjang tubuh sekitar 0,5-1 meter. Mereka juga jarang ditemukan di tanah.
Dikutip dari National Geographic, ilmuwan sepakat istilah ular terbang dianggap kurang cocok dalam mendeskripsikan kemampuan unik reptil tersebut. Bagi mereka, kata yang tepat adalah meluncur.
Sebab sebenarnya ular terbang ini tidak benar-benar terbang seperti burung, melainkan hanya meloncat dari satu dahan ke dahan lain.
Itu sebabnya, Chrysopelea juga disebut dengan glider snake. Sayangnya, kemampuan meluncur Chrysopelea terbesar, seperti ular pohon emas tergolong yang terlemah dibandingkan jenis Chrysopelea lain.
Hal tersebut disebabkan karena berat tubuhnya yang menghambat kelincahan pergerakan ular ini.
Diketahui, jenis ular ini bisa meluncur di udara sejauh 100 meter dengan kecepatan 8-10 meter per detik.
Dalam melucurkan aksi 'terbang' itu, umumnya Chrysopelea akan merayap ke ujung cabang lalu menjuntaikan tubuhnya dalam bentuk J.
Ia akan mendorong dirinya menggunakan bagian bawah tubuh lalu dengan cepat melengkungkan tubuhnya ke dalam bentuk huruf S.
Saat mendarat, satwa langka ini akan membentuk huruf C dan menjatuhkan ekornya terlebih dahulu.
Uniknya, hewan langka ini bisa berbelok saat terbang.