Lampung

Peringatan Hujan Lebat Disertai Petir di Hampir Seluruh Wilayah Lampung

Editor: Kiki Novilia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Waspada potensi cuaca hujan lebat disertai petir di hampir seluruh wilayah Lampung.

Kondisi cuaca ekstrem yang tidak kunjung usai membuat beberapa nelayan di Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan tidak bisa melaut.

Kondisi tersebut diperparah kapal mereka yang rusak karena tidak kuat menahan hantaman angin kencang dan ombak besar.

Tetapi sejumlah nelayan ada yang tetap nekat melaut, walau cuaca sedang ekstrem, supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sejumlah nelayan mengeluhkan tidak ada bantuan dari pemerintah selama ini, terutama saat-saat seperti ini.

Pengurus Nelayan Dermaga Bom Kalianda Badri Burhan mengatakan, beberapa nelayan terpaksa melaut supaya dapat memenuhi kebutuhan.

"Ya gimana ya, Mas. Kalau dibilang nggak takut, ya takut juga. Orang cuaca sedang ekstrem seperti ini. Tapi namanya buat memenuhi kebutuhan. Mau nggak mau, kami terpaksa melaut," kata Burhan, Minggu (12/12/2021).

"Daripada kami harus nyolong (mencuri)," ungkapnya.

Burhan mengatakan dirinya tidak banyak melakukan persiapan apa-apa untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini.

"Tidak ada persiapan apa-apa sih, Mas. Paling cuma benerin jaring, benerin bagian kapal yang rusak-rusak aja. Paling itu aja," jelasnya.

"Ya paling kita maksimalin aja pas nangkap ikannya, Mas. Karena ini kan bukan cuaca buruk yang pertama kali terjadi," kata dia.

Burhan menjelaskan, sejak cuaca ekstrem hasil tangkapannya berkurang.

Hasil tangkapan hanya cukup untuk memenuhi biaya operasional.

"Kalau cuaca sedang bersahabat, bila cuaca mendukung, hasil tangkapan kami bisa mencapai 1 ton. Tapi semenjak cuaca ekstrem, hasil tangkapan kamk tidak lebih dari 3 kuintal saja," sebut dia.

"Sekali berangkat biaya opersional yang kami keluarkan paling minim Rp 5 juta. Kadang bisa sampai Rp 7 juta. Kalau solar lagi langka. Tapi semenjak cuaca buruk, hasil tangkapan berkurang. Hasil tangkapan kami hanya cukup menutupi biaya operasional saja," jelasnya.

"Itu juga kalau kami pulangnya membawa hasil tangkapan. Kalau tidak ya, kami cuma bisa gigit jari dan kasbon ke tengkulak," imbuh dia.

Halaman
123

Berita Terkini