“Saya kira soal sita menyita itu agak berlebihan ya, saya kira ini cenderung menyiptakan kekerasan psikis pada masa depan si anak yatim ini,” ungkapnya.
Perkataan itu juga, lanjut Salahuddin, semakin memburuk hubungan dua keluarga yang sedang bersiteru.
“Saya kira kita jangan terlalu banyak menggunakan kosa kata itu, itu tidak menyejukkan.
Itu membangun jarak untuk rekonsiliasi pada pihak-pihak yang tidak sepaham pada peristiwa ini,” pungkasnya. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )