TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Dinas Kesehatan Tanggamus mencatat terdapat 124 kasus DBD di Tanggamus Lampung selama 2021.
Sekretaris Dinas Kesehatan Bambang Sutejomengatakan, dari jumlah kasus demam berdarah tersebut satu di antaranya meninggal dunia.
"Selama 2021, totalnya ada 124 kasus dan satu kematian di Kota Agung Barat," terang Bambang.
Kasus tertinggi ada di wilayah kewenangan Puskesmas Negara Batin, Kota Agung Barat dengan 30 kasus.
Kemudian Puskesmas Kota Agung dengan 26 kasus, dan Puskesmas Siring Betik, Wonosobo dengan 16 kasus.
Baca juga: 4.871 Honorer dan 376 Nelayan di Tanggamus Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan
Sedangkan puskesmas yang nihil kasus yakni di Puskesmas Putih Doh, Cukuh Balak, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, dan Puskesmas Sumber Rejo.
Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding tahun 2020.
Saat itu ada 167 kasus dan satu kasus kematian.
Sementara di tahun 2019 sebanyak 257 kasus di dalamnya pun ada satu kematian.
Meski mengalami penurunan selama dua tahun terakhir, namun wabah DBD tetap harus diwaspadai.
Baca juga: Anggota Gabungan Polres Tanggamus Lampung Bekuk Tujuh Tersangka Kasus Sabu di Wonosobo
Hal ini karena penyebaran yang cepat dan berdampak pada kematian.
Kasus DBD cepat mewabah di saat musim hujan. Sebab dalam musim itu populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat tajam.
"Kami imbau kepada masyarakat terus waspada dengan DBD, karena sekarang musim hujan dan biasanya kasus akan melonjak," ujar Bambang.
Selain itu, dampak terburuk dari DBD adalah kematian. Hal itu karena virus dangue akan menghancurkan trombosit darah. Jika itu minim maka segala unsur makanan, oksigen dalam darah akan hilang.
Kemudian sampai saat ini pun belum ada obat untuk DBD ataupun vaksin untuk DBD. Maka upaya penyembuhan sangat tergantung pada imunitas tubuh dalam mematikan virus yang masuk ke tubuh.
"Jadi saat mengalami demam, suhu tubuh di atas 37 derajat segera ke sarana kesehatan untuk pengecekan. Jangan sampai setelah drop baru berobat," terang Bambang.
Ia mengaku, upaya percepatan penanganan akan mempermudah penyembuhan. Sebab masih ada daya kekebalan tubuh yang bisa ditingkatkan untuk penyembuhan.
Bambang mengaku, wabah DBD hanya bisa diatasi secara efektif dengan pencegahan.
Caranya melakukan 3M, yakni rutin menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air.
"Itu adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk. Dengan cara itu populasi nyamuk tidak meningkat tajam dan tidak memudahkan penularan DBD," terang Bambang.
Baca juga: Motor Mahasiswi yang Raib di Masjid KH Gholib Pringsewu Ditemukan di Tanggamus
Sedangkan untuk alat fogging di seluruh puskemas di Tanggamus ada. Namun itu tidak seefektif melakukan pemberantasan sarang nyamuk. ( Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto )