"Sudah keliling nggak dapat minyak. Beli di warung toko dua liter Rp 45 ribu, dengan minyak seharga itu nggak ketemu," ceritanya.
Alhasil outlet Rafins Snack yang biasanya penuh, sekarang ini sepi. Karena produksi tersendak akibat kelangkaan minyak goreng.
Dikatakannya, kebutuhan minyak goreng usaha Rafins Snack miliknya, setiap harinya mencapai 36 liter.
Menurut dia, kelangkaan minyak goreng ini menjadi persoalan bagi usaha seperti miliknya. Lain hal dengan pandemi, pihaknya masih bisa jualan secara online.
Justru kelangkaan minyak goreng menjadi kendala, mengingat minyak jadi kebutuhan dasar untuk produksi.
Rospawati berharap ada solusi atas sulitnya mendapat minyak goreng.
(Tribunlampung.co.id / R Didik Budiawan C)