TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Usaha jajanan klanting dan kripik di Kabupaten Pringsewu menjerit, karena kesulitan pasokan minyak goreng.
Kondisi itu disampaikan oleh sejumlah pengrajin makanan ringan di wilayah berjuluk Seribu Bambu.
Alhasil sejumlah usaha makanan ringan ini ada yang berhenti produksi. Karena tidak adanya pasokan minyak goreng.
Sebagaimana yang disampaikan Bambang Robani yang mempunyai merk dagang Robani.
Usaha produksinya, antara lain, klanting getuk, marning jagung, rengginan, kripik dan untir-untir.
Baca juga: Kapolres Lampung Selatan Tegaskan Pihak yang Kedapatan Timbun Minyak Goreng Terancam Sanksi Pidana
Hasil produksinya pun sudah masuk ke pasar modern di wilayah Lampung, Palembang dan Bengkulu.
Bahkan, hasil produksinya telah dipasarkan ke Taiwan.
"Orderan harus kirim ke Taiwan satu ton belum bisa produksi, sudah 10 hari tidak bisa produksi nggak ada minyak goreng," ujar Bambang Robani dalam rapat dengar pendapat di Komisi II DPRD Pringsewu, Rabu, 16 Februari 2022 kemarin.
Bambang berharap dengan adanya pertemuan tersebut ada solusi. Mengingat banyaknya kebutuhan minyak goreng untuk usahanya.
Menurutnya, ia dalam satu hari membutuhkan minyak goreng sebanyak 150 liter.
Baca juga: Lakukan Sidak Bersama Forkopimda, Bupati Nanang Ermanto Minta Minimarket Tak Timbun Minyak Goreng
Mengingat seluruh produksinya menggunakan minyak goreng buat kebutuhan penggorengan. Sementara usahanya tersebut melibatkan sebanyak 80 pekerja.
Karena tidak ada minyak goreng, kini tidak ada aktifitas kerja di lokasi usaha Robbani yang berada di Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu.
Kelangkaan minyak goreng juga berdampak bagi usaha Rafins Snack di Kelurahan Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu.
Rafins Snack yang memproduksi kripik kulit ikan, kripik singkong, kripik ketang dan lainnya ini pernah menerima kunjungan dari Mentri Koperasi dan UMKM Teten Masduki pada September 2021 kemarin.
Owner Rafins Snack Rospawati mengungkapkan, semenjak minyak goreng langka, produksinya tersendat-sendat.