"Karena yang beli di sini rata-rata untuk dijual lagi ke pasar pasar tradisional," kata Suyanto.
Sementara itu, Mutia, buruh pengupas kulit kolang-kaling, mengaku ketiban rezeki dengan datangnya bulan Ramadan.
Banyaknya pesanan jelang Ramadan tahun ini berimbas terhadap upah yang dia terima.
"Kalau bulan bulan biasa satu rantang itu upahnya cuma Rp 1.500," ujar Mutia.
Oleh karena itu, wanita paruh baya ini mengaku sudah hampir 20 tahun bekerja sebagai pengupas kulit kolang-kaling.
"Kalau lagi ramai seperti sekarang ini sehari bisa 20 sampai 30 rantang," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)