Berita Lampung

DLH Akan Rakor dengan Dinas PU Bandar Lampung, Bahas Persoalan Limbah TPA Bakung

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Limbah TPA Bakung di saluran drainase. DLH akan rakor dengan Dinas PU Bandar Lampung, bahas persoalan limbah TPA Bakung.

Sambil membawa ember, tangan  mereka juga digunakan untuk mengeduk lumpur-lumpur hitam dipinggiran untuk mencari kerang.

Lumpur hitam yang menumpuk  di pesisir itu hampir selutut orang dewasa.

Ketika air laut sedang pasang, sebagian dari anak-anak lain mulai mengambil pancing andalannya untuk memancing disekitaran pesisir itu.

Jika kail pancing tersangkut mereka terpaksa harus masuk menyelam ke laut yang tercemar limbah TPA Bakung.

Melihat itu sebagai realitas kehidupan seperti menunjukkan mereka sudah berdamai dengan limbah TPA Bakung.

Hal serupa juga dirasakan oleh para nelayan disana.

Mereka juga ikut terdampak limbah sampah hitam pekat dari TPA Bakung.

Gatal-gatal hingga berkoreng sudah biasa bagi mereka.

Sebab, sudah bertahun-tahun warga dan para nelayan kelurahan Keteguhan merasakan dampak limbah TPA Bakung yang sengaja dialirkan ke pesisir laut di Keteguhan.

Selai itu, sampah-sampah plastik dan botol bekas kemasan air mineral juga terlihatdi sepanjang pesisir laut keteguhan.

Kesan kumuh sangat terlihat saat menyambangi kawasan yang semestinya bersih tersebut.

Lebih dari lima tahun warga dan nelayan berdamai dengan keadaan yang tak pernah mereka impikan itu.

"Kalo ini mah sejak ada TPA itu bau nya. Sudah lama bertahun-tahun kali hampir puluhan tahun," kata EN warga sekaligus Nelayan saat ditemui dilokasi.

EN menuturkan, bukan hanya bau yang mereka dapatkan. Kaki para nelayan juga sering gatal dan berkoreng yang diduga kuat akibat limbah tersebut.

Karena itu, berapa tahun belakangan para nelayan disana menggunakan sepatu.

Halaman
1234

Berita Terkini