Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Ratusan jemaah haji kloter 11 Lampung sebagian terkena batuk pilek, setelah kepulangan dari ibadah haji 2022.
Para jemaah haji kloter 11 Lampung yang terkena batuk pilek tengah antre untuk diswab.
Ratusan jemaah terlihat tidak kondusif saat sedang antre swab, dikarenakan hujan melanda siang ini.
Kepulangan jemaah haji kloter 11 Lampung dan disambut tangis bahagia keluarga yang menunggu di Asrama Haji Rajabasa Bandar Lampung, Jumat (22/07/2022).
Menurut Qurotul Ayun memang hampir semua mengalami batuk pilek sehabis kepulangan haji.
Baca juga: Warga Antusias Antre Vaksinasi Covid-19 di Gerai Vaksin Bandar Lampung Expo
Baca juga: Peduli Terhadap HAM, Bupati Tulangbawang Winarti Raih Penghargaan UBL Award 2022
Menurutnya hanya batuk pilek biasa dan semoga saja hasil lab tidak positif.
"Selain saya mengalami batuk pilek tapi saya tetep bersukur bisa menginjak kan kaki ketanah suci dan selama perjalananan lancar, " ungkapnya.
Saat ditemui diklinik asrama haji dokter Johan selaku koordinator kesehatan asrama haji mengatakan sebelumnya dapet informasi dari pertama dan kemarin yang wajib diswab 10 persen.
"Nah kalau kita sendiri ambil kebijakan untuk Provinsi Lampung semua petugas penyelenggara haji kita swab karena mereka kan akan bertemu langsung dengan jamaah haji yang sampe sini pasti ada yang sakit batu pilek jadi biar lebih aman," ungkapnya.
Johan mengaku untuk yg sekarang wajib 100 persen jemaah wajib swab dikarenakan waktu di Surabaya yang di PCR 80 persen malah 100 persen yang positif.
"Karena hal itu lah untuk jemaah Lampung kami terapkan juga 100 persen untuk melakukan swab," katanya.
Tapi untuk hasilnya belum bisa dipublikasikan sekarang dikarenakan banyak dan terkendala waktu.
Baca juga: Penyebab Kebakaran Rumah Warga Belalau Lampung Barat Berawal Dari Api Kompor
Baca juga: Soal Kebakaran Truk Isuzu di KM 160 Natar, Polres Lampung Selatan Sebut Masuk Lampung Tengah
"Kalau ada yang positif akan kita berikan datanya ke Dinas Kesehatan provinsi biar diteruskan ke Dinas Kesehatan daerah. Agar yang terkena isolasi mandiri dan tidak menularkan kekeluarga yang lain dan advokasi keluarga," terangnya.
Diteruskannya, pihaknya juga melakukan pemantauan, walau dinyatakan negatif akan diberikan kartu K3DH yaitu kartu kewaspadaan kesehatan dari jamaah haji.
Karena dalam 21hari ke depan masih jadi pantauan dinas-dinas kesehatan daerah puskesmas terdekat yang ada tanda-tanda batuk pilek agar ke puskesmas dan membawa kartu tersebut.
"Tapi untuk yang kemarin-kemarin alhamdulillah sehat semua dan untuk yang sekarang sedang dikerjakan, Sebenarnya dalam 10 menit pun sudah bisa terlihat cuma karena ratusan jadi belum bisa dilihatkan hasilnya sekarang," ujar dia.
Toto Sukarno salah satu jemaah asal Bandar Lampung bercerita selama perjalanan lancar dan sehat-sehat.
"Tapi saya juga merasakan batuk pilek dan hampir keseluruhan jemaah terkena demam batuk pilih setelah mabit di Mina," ujarnya.
Menurutnya tidak ada kendala dan yang paling mengesankan ketika di Madinah ke makam Rasulullah, ke Raudoh dan yang paling istimewa ketika di Padang arafah karena tidak ada yang tidak menangis saat di sana.
Toto mengaku baru pertama kali melakukan haji dan sudah umrah juga waktu tahun 2011 dan ia sudah menunggu selama 12 tahun.
Menurutnya banyak juga cerita unik selama di sana salah satu contoh saat lontar jumroh malah kursi rodanya yang terlempar.
Malah menurutnya ada yang menyepelekan dan mengatakan gampang. Tidak tahunya malah kebingungan sendiri.
"Jadi saya mengingatkan jangan sembarangan berucap jika di sana (Tanah Suci)," tukasnya.
(Tribunlampung.co.id/Mega Ulfa)