"Pelepasan 17 ekor burung perkutut ke alam bebas sebagai simbol kepedulian pelestarian satwa," ungkapnya.
Sementara jumlah 17 ekor burung melambangkan perayaan kemerdekaan Indonesia, yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus.
Ia mengungkapkan, lomba suara bung perkutu selain untuk menyalurkan hobi, juga menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Burung perkutut adalah salah satu simbol kelestarian budaya Jawa. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk meneruskan dan menjaganya agar tetap menjadi budaya,” lanjutnya.
Selain itu, Iptu Anwar Mayer juga mengajak peran serta masyarakat khususnya generasi milenial agar lebih mencintai dan melestarikan burung perkutut dengan tujuan budaya.
"Burung perkutut ini memiliki keunikan tersendiri, ibarat sebuah barang ini kategori klasik.
Banyak kalangan ningrat yang memeliharanya. Alangkah baiknya juga generasi milenial dapat ikut melestarikannya," ungkapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Uspika Kecamatan Gadingrejo, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan para pecinta burung perkutut dari berbagai daerah.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)