Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Rektor Unila ditangkap KPK pada Sabtu (20/8/2022) dini hari. Rektor Unila, Karomani diketahui pernah mencatatkan rekor di lingkup Kampus Hijau tersebut.
Karomani pernah membawa Universitas Lampung (Unila) raih penghargaan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia).
Universitas Lampung mendapat apresiasi MURI atas pencapaiannya mengukuhkan guru besar terbanyak. Capaian itu selama Prof Karomani memimpin Unila.
Keberhasilan Prof Karomani mendapat apresiasi MURI itu diungkap saat gelar Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan Rektor Universitas Lampung, Kamis, 25 November 2021 di ruang sidang utama lantai 2 Rektorat Unila.
Prof Karomani resmi menjabat Rektor Universitas Lampung pada tahun 2019 lalu.
Baca juga: Rektor Unila Terkena OTT KPK, Direktur LBH Bandar Lampung: Ini Jadi Tamparan Keras
Baca juga: Rektor Unila Ditangkap KPK Selepas Beri Apresiasi kepada Staf Berprestasi di Lembang
Setelah Prof Karomani menjabat ada penambahan guru besar cukup banyak.
Rincinya, pada tahun 2018 penambahan guru besar hanya satu orang. Selanjutnya di 2019 bertambah lebih banyak, yaitu 6 guru besar.
Pada 2020 bertambah 8 guru besar, dan pada 2021 bertambah 10 guru besar.
“Saat ini, kita juga sedang memproses 30 calon guru besar. Saya bermimpi di tahun 2022 nanti, Unila memiliki 100 guru besar,” katanya waktu itu.
Tidak hanya itu, selama berada di bawah pimpinan Prof Karomani, Universitas Lampung juga memeliki peningkatan dalam bidang lainnya.
Baca juga: Jubir Unila Bantah dan Sebut Hoax Kabar Rektornya Terjaring OTT KPK Semalam
Baca juga: KPK Tangkap Rektor di Lampung, Kini Digelandang ke Jakarta
Seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut Prof Karomani saat itu PNBP Unila sempat menurun dari Rp 283 miliar pada tahun 2019, menjadi Rp277 miliar tahun 2020.
Akan tetapi PNBP Unila kembali meningkat menjadi Rp 331 miliar tahun 2021.
Pencapaian lain, sepanjang dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di Unila, yakni melakukan penguatan bidang kemahasiswaan dengan menggelontorkan insentif sebesar Rp764 juta bagi mahasiswa berprestasi.
Unila juga mengambil peran dalam melakukan pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia, serta puluhan prestasi lainnya.
Atas capaian itu, Prof Karomani mengucapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akademika Unila yang telah bersinergi dan bekerja sama hingga Unila meraih banyak pencapaian selama masa kepemimpinannya.
Rektor Periode 2019-2023
Diketahui Prof Karomani terpilih sebagai Rektor Universitas Lampung dalam pemilihan rektor pada bulan Oktober 2019 lalu di Ruang Sidang Gedung Rektorat Unila.
Prof Karomani terpilih sebagai Rektor Universitas Lampung mengalahkan dua kandidat lainnya. Yaitu Prof Bujang Rahman dan Prof Muhammad Kamal.
Prof Karomani menang telak dengan memperoleh sebanyak 44 suara dari 72 jumlah suara sah.
Sedangkan Prof Bujang Rahman mendapat 22 suara dan Prof Muhammad Kamal hanya enam suara.
Baca juga: Rektor Universitas Lampung Prof Karomani, Kerek PNBP Unila hingga Rp 331 M
Baca juga: Harta Rektor Unila yang Ditangkap KPK Jadi Sorotan, yang Dilaporkan Rp 2,2 Miliar
Prof Karomani sebelum menjadi Rektor Universitas Lampung, menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
Juga sebagai dosen Jurusan Ilmu Komunikasi.
Prof Karomani menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Bandung.
Kemudian melanjutkan S2 dan S3 di Universitas Padjadjaran Bandung.
Prof Karomnai sebagai Rektor Universitas Lampung terpilih mempunyai visi, Mewujudkan Universitas Lampung yang Unggul Berdaya Saing Regional dan Internasional.
Untuk membawa Universitas Lampung ke kancah Internasional, 2022 ini Unila memiliki agenda mewujudkan World Class University.
Rektor Unila Prof Karomani bersama tim terdiri dari Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Heryandi, Wakil Rektor PKTIK Prof. Suharso, dan Kepala UPT PKLI Dr. Ayi Ahadiat, menghadiri undangan konferensi EduData Summit 2022 Conference di New York, Amerika.
Konferensi EduData Summit 2022 diselenggarakan QS Quacquarelli Symonds, sebuah penyedia layanan, analitik, dan wawasan terkemuka di dunia untuk pendidikan tinggi.
Penyelenggaraan konferensi dilakukan mulai 8 hingga 10 Juni 2022 di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York.
QS, terkenal di dunia dengan sebutan QS World University Rankings, dan juga jaringan pendidikan tinggi terbesar di dunia yang menghubungkan para stakeholder melalui beberapa konferensi pendidikan tinggi.
Konferensi ini bertujuan membantu mendorong keunggulan akademik dan inovasi, mempromosikan inklusi,
dan mendorong diskusi multilateral.
EduData Summit adalah forum kelas dunia untuk pendidik berbasis data, platform strategist, data scientists, Chief Information Officer (CIO), dan lainnya untuk mendiskusikan dan berbagi praktik terbaik terkait big data , analitik prediktif, analitik pembelajaran dan pendidikan.
Konferensi tahun ini merupakan kegiatan ketujuh kalinya yang mempertemukan delegasi internasional dari bisnis dan investor, pemerintah, organisasi multilateral, serta mitra pembangunan untuk berbagi visi dan pengalaman mereka dengan tema “The Virtuous Circle: Sustainable and inclusive life-long learning through EduData”.
Topik diskusi yang dibahas pada konferensi ini meliputi bagaimana data berkontribusi pada akses yang sama ke pendidikan, melacak keberhasilan inisiatif yang mendorong pembelajaran berkelanjutan, bagaimana industri mempengaruhi konten kursus, perubahan tuntutan pengusaha dan karyawan, serta bagaimana kebijakan pemerintah sumber daya langsung terhadap sektor tertentu, atau memiliki insentif untuk jurusan tertentu.
Baca juga: Rektor Unila Terjaring OTT KPK, Prof Karomani Pernah Buat Nota Kesepahaman Anti Korupsi Bersama KPK
Baca juga: Rektor Unila Ditangkap KPK, Satpam Hingga Juru Bicara Unila Mengaku Tidak Tahu
Edu Data Summit menghadirkan tujuh pembicara, meliputi Inderpal Bhandari selaku Global Chief Data Officer, IBM, Ria Cheruvu, AI Lead Ethics Architect, Intel Philip Cotton, Head of Scholars Program dari Mastercard Foundation, Robert Kirkpatrick, Executive Director, UN Global Pulse, Sally Jeffery, Global education and skills network leader, PwC, Kate Brandt, Chief Sustainability Officer Google, dan Gabriela Ramos, Assistant Director-General for Social and Human Sciences, UNESCO.
(Tribunlampung.co.id)