Berita Lampung

Orangtua Sampai Jual Kambing, Demi Lihat Shelin Tugas Paskibraka di Istana Negara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shelin Tan Aprilia berfoto bersama kedua orangtuanya. Pelajar asal Lampung Selatan tersebut mendapat tugas kehormatan sebagai Paskibraka Nasional saat Upacara HUT RI ke 77 kemarin di Istana Negara.

Mulyono mengatakan, dirinya sempat memutuskan untuk tidak berangkat ke Jakarta

"Namun ketika ingin memutuskan untuk tidak berangkat, saya melihat wajah istri saya sedih dan meneteskan air mata karena dia ingin sekali melihat Shelin menjadi Paskibraka di Istana Negara," katanya

"Apalagi saat kami mendapat telepon dari orang tua Rendy Rafael Hogan Putra siswa asal Bandar Lampung yang juga terpilih jadi paskibara di Istana, mereka mengajak kami untuk berangkat bersama ke Jakarta," ujarnya.

Tepikir oleh Mulyono untuk mencoba meminjam uang kepada tetangganya untuk biaya ongkos ke Jakarta, beruntung bagi Mulyono tetangganya mau memberikan pinjaman kepada dirinya

Mulyono menjanjikan kepada tetanggannya setelah keduanya pulang dari Jakarta, uang tersebut akan di kembalikan dengan cara ia akan menjual ternak kambingnya

"Kami berangkat naik travel sore hari (15/8/2023) sampai Tanggerang subuh harinya, sesampainya di Jakarta kami tidak bisa langsung ke istana negara karena kami harus menuggu kartu undangan dulu," katanya

"Jadi kami terpaksa menginap dahulu di sebuah hotel, biaya menginap di hotel tersebut Rp 500 ribu, sedangkan kami berdua menginap selama 2 hari," ujarnya

Mulyono mengatakan dirinya terpaksa makan dengan harga murah meskipun rasanya kurang, yang penting bisa mengganjal perut

"Untuk makan, kami makan di luar hotel, biar lebih murah itupun hanya siang hari dan malam, kalau pagi agak susah nyari makan yang murah," ujarnya

Mulyono mengatakan, dirinya sempat minder dengan orang tua lainnya yang juga menjadi Paskibra di Istana Negara

"Kebanyangkan mereka dari keluarga mampu, akan tetapi kami takut ongkos pulang tidak cukup untuk ongkos pulang," katanya

Mulyono mengatakan anaknya menceritakan senang bertemu dengan Presiden.

"Keputusan untuk mendapat giliran sebagai pengibar atau penurun bendera juga mendadak, saya mendapat kabar jam 7 pagi, padahal saya nunggu mulai dari sore harinya," katanya

"Saat masuk ke dalam Istana tidak boleh memakai celana jens jadi saat itu saya harus keluar mencari pedagang yang memiliki celana dasar kebetulan ada, dan saya minta tolong ditukar dengan celana yang saya pakai dan saya kasih uang seratus ribu sebagai tambahannya," ujarnya

Mulyono mengatakan, saat masuk ke dalam istana dirinya juga diminta untuk melakukan swab terlebih dahulu

Halaman
123

Berita Terkini