Berita Terkini Nasional

Brigadir Yosua Diusulkan Menjadi Nama Jalan Area Pemakaman di Kampungnya di Jambi

Editor: Indra Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase mendiang Brigadir Yosua dan orang tuanya.

Dia tercatat sebagai guru di SD 74 Suka Makmur, Sungai Bahar di Unit I.

"Istri saya menjadi guru di sini, itu PNS. Dia mengajar pada tahun 2003, dan terdahulunya di unit delapan dan pindah di sini SD 74 Suka Makmur itu di tahun 2003," cerita Samuel.

Berdasarkan cerita dari sang bibi, Roslin Simanjuntak, Samuel dan Rosti mendidik anak-anaknya dengan mandiri.

Sejak kecil Rosti sudah membiasakan anak-anaknya untuk mandiri, disiplin dan rajin.

"Mulai dari kelas 1 SD mamaknya memang udah menerapkan itu, nyapu rumah, cuci piring gosok kain, cuci kain supaya kalau besar mereka jauh dari orang tua bisa mandiri," ujarnya.

Terkhusus untuk Yosua, ia mengatakan bahwa Yosua merupakan anak yang paling penurut dan berbakti kepada orang tua sehingga sangat disayang oleh keluarga.

Saat masih di Brimob dulu Roslin mengatakan jika lihat pakaian kotor ibunya akan langsung dicuci.

"Kalau dia pulang kesini mamaknya ngajar, ditengoknya piring kotor dicuci, ditengoknya baju mamaknya kotor dicuciin dia, itu udah jadi polisi itu," jelasnya.

Perjuangan keluarga yang sangat luar biasa membesarkan anak-anaknya, namun hari ini mereka harus menerima kenyataan bahwa anak yang dibesarkannya tewas secara mengenaskan.

Keluarga hingga saat ini terus memperjuangkan keadilan, dan terus mengungkap kebenaran atas kematian Brigadir J, anak yang sudah dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan.

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com

(Tribunlampung.co.id)

Berita Terkini