"Jadi untuk saat ini kita mengambil tema kearifan lokal, dan lebih khusus nya mempelajari makanan tradisional yang ada di Indonesia khusus nya di Kabupaten Mesuji," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia pun menghadirkan pembicara dari kalangan pengusaha kuliner di Kabupaten Mesuji agar bisa memberikan penjelasan mengenai olahan makanan tradisional.
Selanjutnya, ungkap Prima, kegiatan ini nantinya bakal berlanjut di puncak acara pada November 2022.
"Jadi harapannya dengan kegiatan pembelajaran ini nanti dipuncak acara bakal diadakan festival, di sana produk-produk olahan tradisional yang bakal dibuat oleh para siswa akan dipamerkan dan dijual," terangnya.
Prima menjelaskan Kurikulum Merdeka Belajar ini adalah metode untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk lebih bebas belajar.
Selain itu juga, ia pun menilai Kurikulum Merdeka Belajar ini lebih menarik dan lebih mengajak siswa untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran.
"Dan pembelajaran itu terletak kepada siswa, jadi guru hanya sebagai fasilitator," ucapnya.
Ditambahkannya, untuk di Kabupaten Mesuji sendiri di tingkat SMP hanya ada dua sekolah yang mendapatkan program Merdeka Belajar, salah satunya di SMP Negeri 14 Mesuji.
"Kami sendiri sangat bersyukur ya dari 54 sekolah se-Mesuji hanya ada dua yang menjadi sekolah penggerak di tingkat SMP,"
"Untuk seleksinya sendiri mulai dari administrasi profil Kepala Sekolah, pembuatan essay, praktek mengajar dan wawancara," ungkap Prima.
(Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf)