Dikatakanya, saat ini curah hujan di wilayah Pesisir Barat cukup tinggi sehingga menyebabkan debit air di Sungai Way Ngaras meluap dan banjiri pemukiman warga.
Ketinggian air yang merendam pemukiman warga diperkirakan mencapai 60 hingga 80 centimeter.
Ada ratusan rumah warga yang terdampak banjir, namun jumlah pastinya belum bisa dilakukan.
Sebab pihaknya saat ini sedang fokus melakukan pemantauan.
"Kita masih terus memantau kondisi banjir di wilayah tersebut," jelasnya.
Sementara itu jumlah kerugian saat ini belum bisa dipastikan.
Mirza mengatakan, Sungai Way Ngaras yang meluap itu akibat hutan di hulu sungai sudah mulai habis.
Akibatnya saat musim hujan tiba, daerah resapan air berkurang dan terjadi banjir.
"Sekali lagi kita mengimbau agar masyarakat mengingkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian hutan, khususnya hulu Way Ngaras," ungkapnya.
"Karena di hulu Sungai Way Ngaras itu sudah tidak ada lagi pohon besar, kalau tidak dilakukan reboisasi setiap musim hujan akan selalu terjadi banjir seperti ini," sambungnya.
Dikatakan Mirza, di hulu Sungai Way Ngaras saat ini sudah dijadikan kebun kopi oleh warga.
Yang berkebun disitu bukan orang Ngaras tapi dari luar daerah kita, ada dari Perawatan, Kota agung dan lainya, artinya kenapa mereka bisa masuk disitu sementara daerah itukan sangat rentan dengan bencana," tutupnya.
( Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif )