Yoel Roth, kepala keamanan dan integritas Twitter mengkonfirmasi laporan bahwa 50 persen dari 7.500 tenaga kerja global perusahaan terimbas PHK.
Beberapa staf mengaku tidak bisa mengakses laptop, Gmail perusahaan dan Slack sejak hari Jumat.
Seorang karyawan mengaku platform turut terdampak operasionalnya karena banyaknya karyawan yang tidak bisa mengakses sistem imbas PHK massal.
Khawatir Ujaran Kebencian Meningkat
Awal pekan ini Musk, yang sekarang menyebut dirinya "Chief Twit", bertemu dengan sejumlah pemimpin organisasi masyarakat sipil untuk mengatasi kekhawatiran tentang ujaran kebencian dan informasi yang salah terkait pemilu di platform.
Sejak Musk mengambil alih, troll dan fanatik online menyerbu Twitter, dan ujaran kebencian melonjak di platform.
Musk juga sempat menulis cuitan tentang teori konspirasi yang tidak berdasar dan anti-LGBTQ tentang invasi rumah dan penyerangan terhadap Paul Pelosi, suami Ketua DPR Nancy Pelosi.
Beberapa organisasi pada Selasa lalu menandatangani surat terbuka kepada pengiklan Twitter agar menangguhkan iklannya jika Musk gagal menegakkan standar keselamatan perusahaan dan pedoman komunitas.
Pengiklan di Twitter meningkat antara April dan Mei, ketika rencana Musk untuk membeli Twitter diumumkan.
Jumlah rata-rata pengiklan di platform turun dari 3.900 di bulan Mei menjadi 2.300 di bulan Agustus.
Twitter memiliki 2.900 pengiklan pada bulan September.
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews)