Edwin membuka usaha ini karena ingin memudahkan masyarakat, khususnya Liwa dan wisatawan, untuk makan ikan sembari menikmati pemandangan alam dan persawahan.
Tidak banyak rumah makan di Liwa yang menyuguhkan pemandangan alam dan persawahan.
“Ya kita tahu Liwa ini kan termasuk daerah yang sangat menonjol ya di bagian wisata dan kulinernya,” tutur Edwin.
“Jadi saya kepikiran untuk buka tempat wisata kuliner yang menyuguhkan keindahan alam persawahan dan ikan bakar yang ikannya langsung diambil dari kolam sendiri,” lanjutnya.
Baca juga: City Kuliner, Tempat Kuliner di Lampung dengan Menu Khas Bali
Baca juga: Sarsaparila Kedai Cuan Metro, Kuliner di Lampung yang Jadul Penuh Kenangan
Selain itu, dahulu masyarakat atau wisatawan yang ingin makan ikan bakar segar harus ke Krui atau Lumbok Seminung.
“Karena dulu kan kalau mau gitu masyarakat dan wisatawan harus ke Lumbok atau Krui. Nah, jadi saya coba buka deh di sini,” tambahnya.
Edwin mengatakan, dengan membuka usaha kuliner ini dia bisa memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar.
Disinggung soal nama Sabah Beghak, Edwin mengaku terinspirasi dari kondisi daerah tersebut.
Sabah Beghak dalam bahasa Lampung berarti sawah luas.
“Sabah Beghak itu artinya sendiri ialah sawah luas. Sebelum kejadian gempa 1994 itu, lokasi sini sebelumnya merupakan persawahan yang luas,” beber Edwin.
“Makanya pas saya bikin tempat usaha kuliner ini kepikiran untuk namain Sabah Beghak,” tambahnya.
Berbagai macam menu yang dijamin menggugah selera disajikan di Rumah Makan Pondok Bambu Sabah Beghak.
Sebut saja, ikan nila bakar/goreng, ikan mas bakar/goreng, ikan lele bakar/goreng, ayam bakar, dan ayam kampung.
Selain itu, juga ada bebek bakar/goreng, nasi goreng, dan menu-menu menarik lainnya.
“Kebanyakan orang yang pesan itu menyukai ikan nila bakar,” pungkasnya.