"Saat itu apel pagi pintu gerbang ditutup."
"Pelaku memaksa masuk dan dihalangi Babinsa."
"Kebetulan saat itu almarhum yang menghalangi (pelaku) supaya tidak masuk," ungkap Sutorih di pemakaman Sukahaji, Kota Bandung.
Baca juga: Fakta Baru Dugaan Asusila Anggota Paspampres dan Prajurit Kostrad, Ternyata Suka sama Suka
Baca juga: Lawan Argentina, Frenkie de Jong Jadi Pemain Kunci Timnas Belanda Piala Dunia 2022
Menurutnya, ketika mengadang pelaku bom bunuh diri, Sofyan sempat bersitegang dengan pelaku.
Sofyan juga sempat mendapat ancaman dari pelaku yang saat itu mengacungkan senjata tajam.
"Pelaku bawa senjata tajam, Aiptu Sofyan mundur dan saat (pelaku) didorong, langsung meledak karena bawa bom," papar Sutorih.
Setelah bom yang dibawa pelaku meledak, Sofyan langsung dibawa ke ICU Rumah Sakit Immanuel, Bandung.
Namun, ketika dirawat intensif, nyawanya tidak tertolong.
Kakak Aiptu Anumerta Sofyan, Salman, mengungkapkan terdapat luka pada bagian leher korban.
"Ada luka di leher," ungkap Salman, Rabu.
Jenazah almarhum telah dimakamkan di pemakaman keluarga di wilayah Sukahaji, Kota Bandung.
Aiptu Sofyan meninggalkan istri dan tiga orang anak.
Perwakilan keluarga, Mustofa, mengatakan, Almarhum adalah sosok yang dinilai paling bijaksana dalam keluarga.
Ia menyebut, Sofyan sering menyelesaikan masalah dalam keluarga dengan bermusyawarah.
"Kami sekeluarga merasa kehilangan karena kebijaksanaannya."