"Kalau bukan pemerintah siapa lagi, kalau tidak diperbaiki tahun ini, kapan lagi," katanya.
Junet selaku pengendara mobil muatan mengatakan, ruas jalan ini terkenal karena kondisinya yang rusak parah.
Baginya, kendaraan yang melintasi jalan ini harus berhati-hati karena sangat beresiko.
"Apalagi kendaraan muatan berat roda 6 atau lebih," katanya.
Selain resiko terguling, Junet mengkhawatirkan risiko menyerempet kendaraan lain, karena laju kendaraan yang tidak beraturan.
"Banyaknya lubang membuat kendaraan melaju tidak tentu, kadang ke tengah, bahkan ke kanan jalan," ujar sopir muatan sawit itu.
Kendati demikian, Junet dan sopir lain tidak punya pilihan lain karena terkendala biaya operasional.
"Kalau kami para sopir muatan melintasi jalan lain akan sangat merugikan karena waktu yang lama dan biaya lebih banyak," katanya
Mugiono selaku warga dan perangkat Kampung Setia Bakti, Kecamatan Seputih Banyak mengatakan, sepanjang jalan Seputih Raman-Seputih Banyak-Rumbia sudah lama tidak diperbaiki.
"Terakhir diperbarui sekitar lima tahun yang lalu, bahkan lebih," ujarnya.
Sampai bulan Desember tahun ini, belum ada wacana resmi dari pemerintah akan memperbaiki ruas jalan Provinsi ini.
Menurut Mugiono, selama ini ada warga yang sudah berupaya menutup lubang dengan bongkahan beton secara swadaya.
Namun hal tersebut tidak berdampak apa-apa.
Selain jumlah lubang yang sangat banyak, kendaraan berat yang melintas akan merusak timbunan warga.
"Warga sempat swadanya menimbun lubang, namun percuma," ujar Mugiono.