Tribunlampung.co.id, Jakarta - Polda Metro Jaya mengungkap sebanyak 11 TKW tertipu oleh Wowon Erawan alias Aki yang merupakan pelaku pembunuhan berantai Bekasi Cianjur.
Diketahui, sejumlah fakta baru pelaku pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat mulai terkuak.
Pelaku pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur Wowon Cs mengaku bisa menggandakan uang atau kekayaan kepada para korbannya.
Dalam menjaring dan menyakinkan korban, Wowon Cs melakukan berbagai cara mulai dari ubah uang dalam amplop hingga pamer harta barupa rumah dan mobil.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, para korban diperlihatkan jika tersangka Wowon menggandakan nominal uang di dalam amplop.
Baca juga: Ngaku Sakti, Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi Ternyata Penjual Es Cincau Keliling
Baca juga: Setelah Bunuh Ibunya, Pelaku Pembunuhan Berantai Wowon Lalu Nikahi Anaknya
"Mereka ini pola penipuannya kepada para korban awalnya bertemu dengan tersangka Wowon,"
"Kemudian tersangka Wowon ini bisa seolah-olah mengubah jumlah uang yang ada dalam amplop," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).
"Misalnya seribu tiba-tiba dibuat sedemikian rupa isinya bisa menjadi sepuluh ribu," sambung Hengki.
Menurutnya, Wowon juga pamer rumah dan mobil kepada korban, padahal harta tersebut bukan miliknya.
Dengan modus seperti itu, kata Hengki, para korban yang merupakan TKW percaya dan mengirimkan uangnya dan berharap bisa digandakan.
"Ada salah satu yang datang kepada Wowon ditunjukkan ini rumahnya, ini mobilnya. Setelah ditelusuri itu adalah mobil dan rumah milik orang lain,"
"Tapi untuk meyakinkan supaya korban tetap mengirimkan," ungkapnya.
Sebelumnya, Polisi menyebut korban penipuan dengan modus penggandaan kekayaan oleh tersangka pembunuhan berantai alias serial killer Wowon Erawan alias Aki cs berjumlah 11 orang.
Belasan orang korban penipuan Wowon Cs tersebut semuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).
"Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki.