Berita Lampung

Murid Pencak Silat di SMK Al Hikmah Kalirejo Lampung Tengah Tewas Dipukul Dalam Posisi 16an

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq
Editor: Tri Yulianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas jelaskan penyebab MA tewas saat ikuti ekstrakulikuler pencak silat.

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Polres Lampung Tengah, Polda Lampung telah memeriksa 11 saksi atas kasus tewasnya MA (16) saat ikuti ekstrakulikuler pencak silat di SMK Al Hikmah Kalirejo, Lampung Tengah.

Hal itu dijelaskan Kepala Satuan Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas tentang perkembangan penyelidikan kasus yang membuat MA meninggal.

Dari kasus tewasnya MA, Polres Lampung Tengah, Polda Lampung telah menetapkan satu tersangka yakni oknum pelatih pencak silat di SMK Al Hikmah Kalirejo, Lampung Tengah.

"Dari pengakuan pelaku, dirinya memukul korban menggunakan gerakan dengan istilah 16an," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (9/6/2023).

Menurutnya, korban telah satu tahun menjalani latihan silat.

Ketika latihan ada 7 orang pelatih dan 8 orang murid silat termasuk MA.

Semua murid silat memperagakan gerakan yang diinstruksikan pelatih dan memperoleh perlakuan yang sama.

"Korban diminta memperagakan gerakan seperti kayang, lalu dipukul menggunakan siku," katanya.

Edi melanjutkan, gerakan tersebut dinilai untuk meningkatkan memampuan fisik di bagian perut.

Ketika posisi 16an itu, Adi memukul bagian perut menggunakan siku. 

Sedangkan, kata Edi, ketujuh temannya yang ikut dalam latihan yang sama baik-baik saja.

Dirinya menambahkan, setelah selesai latihan, korban sempat berada di asrama selama 11 jam dengan kondisi baik.

Namun, ada dugaan bahwa korban menerima dampak lebih besar karena tidak kuat menahan kemudian mengalami infeksi di bagian perut.

"Pada sore hari, tubuh korban mengalami pucat lalu dibawa ke rumah sakit pada Minggu (28/5/2023) sekira pukul 15.30 WIB," katanya.

Dari keterangan dokter, Edi mendapat informasi hasil pemeriksaan rumah sakit di Kalirejo bahwa ada infeksi di bagian perut.

Infeksi tersebut disebabkan pendarahan di bagian dalam perut.

"Ini yang masih kita cari tahu, apakah sumbernya dari ginjal pecah, usus berdarah, atau lainnya," katanya.

Selanjutnya, kata Kasat Reskrim, pihaknya akan meminta keterangan pihak sekolah terkait pengawasan terhadap siswanya.

Kita akan dalami apakah ada keterlambatan pengobadan disitu.

Lalu jajarannya juga akan meminta keterangan rumah sakit yang menangani korban secara medis.

"Kita akan periksa bagaimana rumah sakit melakukan penanganan secara medis sebelum korban meninggal," tutupnya.

(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

 

Berita Terkini