Berita Lampung

UMKM di Lampung Berdaya Lewat TikTok, Langganan Live dan FYP

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Live TikTok Irawan Chips dan Dr Koffie.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Demam TikTok menyerang banyak orang, tidak terkecuali para pegiat UMKM di Lampung.

TikTok dijadikan sebagai lapak digital untuk memasarkan aneka produk hingga ke seluruh penjuru daerah.

Berdasarkan Katadata.co.id, pengguna TikTok di Indonesia mencapai 113 juta pengguna alias terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang berada di angka 116,5 juta pengguna.

Dengan demikian, platform berbasis video yang satu ini terbukti sedang digandrungi oleh banyak orang.

Popularitas TikTok tersebut lantas dijadikan peluang oleh para pengusaha di Lampung untuk menjajakan dagangannya.

Satu di antaranya adalah Muhammad Andre Irawan (24), owner UMKM keripik pisang bertajuk Irawan Chips.

Andre, sapaan akrabnya mengatakan bahwa video TikTok bisa membawa usaha keripiknya dikenal banyak orang.

“Pas awal buat video itu ditonton 4 juta orang,” ucap dia saat ditemui di rumahnya di Gang Damai II Nomor 10, Rajabasa, Bandar Lampung, Rabu (7/6/2023).

Terpantau akun Irawan Chips yakni @andredege, berhasil menghimpun sekitar 93,3 ribu pengguna.

Dalam akun tersebut, Andre kerap menampilkan interaksinya bersama sang ayah saat memproduksi keripik pisang.

Namun, alih-alih hanya berjualan produk, dia lebih memilih untuk membangun kedekatan dengan para calon pelanggannya.

“Aku sajikan cerita pembuatan keripik pisang ini, gimana proses dan cerita di baliknya,” katanya.

Tak disangka, videonya itu ternyata disambut baik oleh para pengguna.

Banyak video Irawan Chips yang berhasil viral atau dalam bahasa TikTok adalah FYP (for your page).

“TikTok itu seperti titik balik buat aku,” imbuh dia.

Imbas kekuatan viral tersebut, akhirnya mampu menggenjot penjualan secara signifikan.

Dalam sehari, Andre bisa meraup untung hingga Rp 1 juta per hari (estimasi Rp 30 juta per bulan) hanya dari TikTok.

“Iya alhamdulillah bisa sampai segitu,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Yustinia selaku founder dari UMKM Dr Koffie.

Pengusaha kopi asal Bandar Lampung ini mengakui bahwa TikTok merupakan lapak digital yang efektif dibanding kedai offline.

Hal ini tidak terlepas dari imbas pandemi Covid-19 yang sempat menggila beberapa waktu lalu.

“Dulu sempat disegel sama Satgas Covid-19 selama 2 minggu, kedai kita gak boleh buka sama sekali,” katanya sambil mengenang.

Segala cara termasuk penutupan tempat usaha dilakukan demi menghindari laju penyebarannya.

Karenanya, usaha kopi yang Yustina jalankan juga turut terdampak.

“Anjlok banget deh omzetnya, sampai gak ada pelanggan,” kata dia.

Ia pun menjajal peruntungan lewat live TikTok.

Yustinia dan suami, Ali bergantian membuka lapak di sana setiap harinya.

“Minimal sehari itu satu jam live,” terang dia.

Selama siaran langsung, Yustinia menjelaskan secara detail jenis kopi apa yang digunakan, seperti apa cara roastingnya dan bahkan sampai pengemasannya.

Dalam kesempatan tersebut pula, dipersilakan bagi penonton yang ingin melakukan pemesanan.

“Jadi pelanggan itu benar-benar lihat langsung bagaimana pengolahannya, kita masak kopi, roasting kopi, kita perlihatkan semua,” terang dia.

Namun ternyata, dari sana pundi-pundi rupiah justru mengalir deras.

Banyak penonton livenya yang tertarik untuk bertransaksi.

Hal ini praktis kian mendongkrak penjualan kopi di Dr Koffie. Per bulannya, mereka menghabiskan 1 ton kopi untuk dipasarkan.

“Hampir 10 tahun kita bergerak di bidang perkopian, tapi berkat TikTok omzet Dr Koffie bisa meningkat sampai di atas 50 persen,” katanya. 

Selain meningkatkan pendapatan, platform yang satu ini juga digadang-gadang bisa memasarkan produk secara lebih luas.

Mulai dari Sabang hingga Merauke berkesempatan untuk mencicipi produk Irawan Chips maupun Dr Koffie.

Karena itu, keduanya bertekad untuk terus bertahan dan mengembangkan akun TikTok-nya masing-masing.

(Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia)

Berita Terkini