Sempat batuk-batuk
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) Prof Eddy Rifai mengalami saturasi pernapasan yang loncat-loncat hingga denyut nadi melemah sebelum meninggal dunia.
"Jadi bapak sebelum meninggal dunia mengalami saturasi pernapasan dan denyut melemah," kata Akbar Prima Rifai, anak guru besar FH Unila Prof Eddy Rifai kepada Tribun Lampung, Jumat (18/8/2023).
Sang ayah, terus Akbar, telah melakukan kontrol ke RS Advent dan melakukan pengecekan laboratorium.
"Sebelum meninggal dunia, memang tiga hari yang lalu batuk dan tetapi semalam tidak batuk lagi,"
"Padahal hari ini mau kontrol, dan setelah dicek ada dahaknya tetapi tidak bisa mengeluarkannya,"
"Saat masuk ke RS Advent tidak ada tindakan dan memang sudah meninggal dunia pukul 23.55 WIB. Pihak RS Advent hanya memberikan surat kematian saja," tuntasnya.
Rayakan Ulang Tahun Anak
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) Prof Eddy Rifai bersama keluarga baru saja merayakan ulang tahun anak bungsunya sebelum meninggal dunia.
Anak kedua Prof Eddy Rifai, Akbar Prima Rifai mengatakan, adiknya baru saja merayakan ulang tahun bersama orang tuanya.
"Jadi kami baru saja merayakan ulang tahun adik bungsu, dan tepat tadi malam bapak meninggal dunia di RS Advent," ujarnya saat diwawancarai Tribun Lampung, Jumat (18/8/2023).
Pihak keluarga sangat kehilangan sosok pejuang pendidikan tesebut.
Punya Riwayat Diabetes
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) Prof Eddy Rifai memiliki penyakit diabetes sejak 2013.
"Bapak meninggalkan kami selamanya semalam pada pukul 23.55 WIB dan penyakit paling lama diabetes," ujar Akbar Prima Rifai anak dari Prof Eddy Rifai saat diwawancarai Tribun Lampung, Jumat (18/8/2023).