"Kami pedagang kecil hanya bisa apa, jelas kalah dengan mereka (artis) yang udah banyak pengikutnya,"
"Liat aja disini udah banyak toko yang pada tutup," katanya.
Lebih lanjut, Yini berharap agar pemerintah mencari solusi atas permasalahan ini.
Dia pun berharap agar pihak manajemen Simpur Center dapat membantu meringankan beban pedagang dengan menurunkan biaya sewa kios yang dirasa cukup besar.
Di lain pihak, legal Corporate Simpur Center Syech Hud Ismail tak menepis bahwa ada pedagang yang gulung tikar.
Namun kata dia, itu hanya sebagian kecil pedagang dan tidak berpengaruh terhadap ramainya pengunjung.
"Kita tak menampik itu (kios tutup), tapi sejauh ini pengunjung Simpur Center masih tetap ramai," ujar Sech Hud Ismail.
"Bisa jadi mereka yang dagang itu kurang bersemangat, karena sepengetahuan kami tak jarang pedagang itu yang cuma musiman saja," katanya.
Ditanya terkait biaya sewa kios, Hud mengatakan bahwa harga tersebut sudah ada ketentuan tersendiri dari pihak manajemen.
"Untuk biaya sewa toko di sini bervariasi, mulai sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta, dan itu sudah ada ketentuan dari manajemen," pungkasnya. ( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )