Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Sawah seluas 25 hektare di Pesisir Barat, Lampung terdampak kekeringan musim kemarau.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pesisir Barat (DKPP), Muchtar Husin mengonfirmasi persawahan warga mengalami kekeringan.
Baca juga: Cegah Karhutla, Polres Pesisir Barat Sosialisasi Penanggulangan Kekeringan
Baca juga: Sudin ke Kader PDIP Pesisir Barat: Jangan Pernah Janjikan yang Mustahil
"Berdasarkan data saat ini ada 25 hektare sawah yang baru ditanam mengalami gagal panen," ungkapnya, Sabtu (23/9/2023).
Dikatakannya, meskipun dalam musim kemarau para petani tetap melakukan tanam padi.
Namun, dikarenakan sedikitnya pasokan air yang ada mengakibatkan tanaman padi mengalami kerusakan.
Kendati demikian, kondisi tersebut belumlah masuk katagori darurat kekeringan.
Sebab, lahan pertanian yang terdampak hanya sebagian kecil sawah yang ada di Pesisir Barat.
Lahan persawahan yang mengalami puso itu kata dia, berada di Kecamatan Krui Selatan dan Kecamatan Ngaras.
"Sawah yang terdampak ini merupakan sawah tadah hujan," bebernya.
Lanjutnya, pihaknya telah melaporkan hal tersebut kepada Pemerintah Provinsi Lampung.
Diharapkan kedepan ada bantuan yang dapat disalurkan dari Pemerintah Provinsi kepada petani, seperti bantuan benih.
Sehingga, pada musim tanam selanjutnya benih padi tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani.
"Untuk Kecamatan Bengkunat tidak melakukan penanaman, disana rata-rata sawah tadah hujan, para petani lebih antisipasi," ujarnya.
Sedangkan, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara, Way Krui dan Kecamatan Lemong masih tergolong aman.
Dikarenakan areal persawahan di Kecamatan itu mengandalkan irigasi yang bersumber dari air sungai setempat.
"Untuk pesawahan yang irigasinya berasal dari sungai besar masih aman tidak mengalami kekeringan," tandasnya.
( Tribunlampung.co.id / Saidal Arif )