Berita Lampung

Kulit Jadi Gatal dan Batuk-batuk, Emak-emak di Lampung Protes Pencemaran Stockpile Batu Bara

Penulis: Vincensius Soma Ferrer
Editor: soni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan warga yang didominasi kaum ibu-ibu berdemonstrasi di Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, Jumat (22/12/2023). Mereka mengeluhkan aktivitas stockpile batu bara.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Puluhan warga yang didominasi kaum ibu berdemonstrasi di Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, Jumat (22/12/2023).

Emak-emak itu tercatat sebagai warga Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik, Bandar Lampung.

Mereka berdemo akibat terus merasakan gangguan kesehatan akibat udara yang tercemar karena aktivitas stockpile batu bara.

Unit stockpile batu bara yang dikeluhkan milik PT SME dan PT GML berdiri di dekat dua daerah tersebut.

Dalam orasinya, warga mengeluhkan gangguan kesehatan seperti pernapasan, pencernaan, dan kesehatan kulit.

"Seperti batuk hingga gatal-gatal," ucap seorang warga dalam orasinya.

Mereka menuntut ada tindak lanjut dari pemerintah akibat gangguan tersebut.

Dengan tegas, mereka meminta agar tidak ada lagi aktivitas stockpile batu bara di wilayah itu.

Mereka khawatir jika aktivitas tersebut tak dihentikan bakal memengaruhi pertumbuhan anak-anak.

Dalam aksinya, puluhan emak-emak itu didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung.

Warga menyebut keluhan debu akibat aktivitas stockpile batu bara bukan hal baru. Keluhan tersebut diakui telah terjadi sejak Juni 2023 lalu.

"Debunya mulai terasa banget pada Juni kemarin," kata Guntoro, warga Way Lunik, kemarin.

Artinya, menurut dia, aktivitas warga setempat yang berdekatan debu batu bara sudah berlangsung selama tujuh bulan terakhir.

Sejak itu, warga lebih sering menghirup debu batu bara.

Ditambah lagi, kondisi cuaca saat itu pada puncak musim kemarau, sehingga membuat debu makin tebal.

Halaman
12

Berita Terkini