TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung- Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Lampung merilis perkembangan inflasi di Provinsi Lampung, Kamis (1/2/2024).
Terhitung dari tahun ke tahun (yoy) atau dari tahun kalender, Provinsi Lampung tercatat mengalamai inflasi sebesar 3,28 persen.
"Artinya untuk inflasi berdasarkan mtm itu tercatat sebagai deflasi sebesar -0,19 persen, sementara itu untuk tingkat inflasi yoy mengalami inflasi sebesar 3,28 persen," jelas Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis.
Ia menjelaskan perkembangan inflasi itu dihitung sejak 2002.
"Mulai 1 Februari 2024 , BPS merilis angka inflasi hasil survey biaya hidup yang dilaksanakan pada tahun 2022 dengan menggunakan Tahun dasar baru hasil SBH 2022=100,"
"Sebelumnya atau Tahun Dasar 2018=100, tingkat inflasi Lampung dihitung hanya berdasarkan Gabungan dari 2 Kota amatan yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Ditambah 2 kabupaten baru yakni Lampung Timur dan Kabupaten Mesuji," jelas Parlindungan Lubis.
Dijelaskan olehnya, dari bulan ke bulan atau month to month (mtm) yakni pada bulan Januari 2024 terhadap Desember 2023, Provinsi Lampung mengalami deflasi tercatat sebesar -0,19 persen.
Lebih rinci disebutkan, bahwa penyumbang utama deflasi Provinsi Lampung pada bulan Januari 2024 secara mtm adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar -0,21 persen.
Penyumbang deflasi terbesar dari kelompok tersebut antara lain, cabai merah sebesar 0,136 persen, cabai rawit -0,086 persen, kemudian daging ayam ras -0,064 persen, telur ayam ras -0,026 persen, dan ikan kembung -0,023 persen.
Pada kelompok makanan, minuman dan tembakau juga memberi andil tertinggi dalam pembentukan inflasi yoy Provinsi Lampung, dengan inflasi sebesar 7,49 persen dan andil sebesar 2,39 persen.
Kemudian untuk inflasi antar wilayah cakupan IHK Januari 2024 ini tertinggi adalah wilayah Kaupaten Lampung Timur sekira 5,39 persen dan inflasi terendah ada pada kota Metro sebesar 1,99 persen.
Kabupaten Mesuji mengalami inflasi yoy sebesar 4,07 persen, sementara Kota Bandar Lampung sebesar 2,35 persen.
Namun kota Metro mengalami deflasi yang cukup dalam yakni sekira -0,31.
Beberapa komoditas penyumbang inflasi paling tinggi pada komoditas makanan selama setahun terakhir adalah beras sebesar 0,949 persen, lalu diikuti bawang putih, tomat, cabai merah, dan sigaret kretek mesin.
Kelompok komoditas minuman, makanan dan tembakau andil inflasi terbanyak sebesar 3,28 persen.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Agustina Suryati)