Selanjutnya Junanto Herdiawan menyampaikan bahwa persaingan negara kini cenderung meningkat.
Lampung menjadi salah satu Provinsi yang selalu tinggi di atas nasional perekonomiannya.
Menurutnya hal tersebut menunjukan kuatnya ekonomi Lampung.
“Kita beruntung masih punya 9 juta lebih penduduk yang konsumtif,” katanya.
Sementara itu Alesius Bunawan membagikan pengalamannya yang sangat menginsiprasi generasi muda untuk memulai usaha supermarket dari nol hingga memiliki banyak cabang di Lampung.
Alesius tak lupa berpesan pada para peserta terutama pada para generasi muda agar selalu jujur saat menjadi pengusaha.
“Saya yakin apa yang telah saya lakukan pasti adek-adek bisa. Kalian yang ingin belajar silahkan datang maka saya bersedia mengajari,” ujarnya.
Berikutnya, Welly Soegiono, menyampaikan terkait masalah bagaimana kolaborasi BUMN dengan swasta.
Dikatakan dalam perkembangan bisnis saat ini muncul dilema antara perkembangan bisnis harus ikuti aturan penerintah atau aturan itu yang mengikuti perkembangan bisnis.
Dikatakan sikap tidak mau keluar dari zona nyaman menjadi hambatan terbesar masyarakat masa kini begitupun yang dialami pada generasi Z.
Lalu Ambya sebagai akademisi menyampaikan untuk menuju sukses dalam pertumbuhan ekonomi daerah, diharapkan upaya semacam mempercepat kemampuan talenta mutu pendidikan tinggi (tingkat literasi, dan kelulusan) kurikulum berbasis kebutuhan dunia kerja.
Juga perbaikan transportasi dan logistik di wilayah, berdasarkan tanggung jawab m Pemerintah, memilih dan mengundang teknologi transversal yang sesuai.
Selain itu juga untuk kembali ke prinsip dasar "gotong royong" dalam Industrialisasi, serta kebijakan Pemerintah yang visioner dan sinergi dengan kebijakan nasional dan internasional.
“Kita harus membuat gerakan-gerakan tapi tidak melanggar aturan,” tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/Agustina Suryati)