Saat ditanya membagi waktu dengan sekolah, Fahrel menjelaskan, pagi hari dirinya latihan, lalu masuk sekolah pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 13.00 WIB, setelah itu berlatih kembali.
Sementara itu Zalfa atlet atletik mengaku, dirinya harus memundurkan langkah karena pada saat percobaan panitia melihat ada yang miss pada kakinya.
Sehingga panitia meminta dirinya memundurkan langkah lompatannya.
"Tapi alhamdulillah saya bisa meraih medali perak dan ke depan masih banyak target lainnya yakni menjadi sapta," kata Zalfa.
"Saya sudah masuk senior maka saya mempersiapkan untuk kejurnas tahun depan," ujarnya.
Jika sebelumnya panca lomba maka ke depannya menjadi sapta lomba, maka harus dipenuhi 800 meter dan lompat tinggi.
"Bersyukur bisa mendapatkan medali perak, dengan membagi waktu dengan sekolah yakni subuh latihan sampai jam 9 pagi, pulang jam 13.00 WIB dilanjutkan latihan," beber Zalfa.
Dikatakannya, atlet terberat yakni dari DKI Jakarta.
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Bandar Lampung Nani Suryani mengatakan, pihak sekolah merasa bersyukur dengan capaian prestasi yang ditorehkan Fahrel dan Zalfa.
"Prestasi siswa tersebut meraih medali emas dan perak pada ajang O2SN merupakan ajang yang bergengsi dan alhamdulillah siswa kami mampu meraih medali tersebut," kata Nani.
Smansa pastinya sangat bangga dan memberi apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian yang ditorehkan para siswa tersebut.
Pihak sekolah memberikan reward kepada atlet tersebut yakni berupa bebas dari sumbangan pendidikan.
Sekolah berharap ada lagi siswa seperti Fahrel dan Zalfa ini yang membanggakan sekolah serta Provinsi Lampung.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)