UIN Raden Intan Lampung

UIN RIL Wujudkan Good University Governance Melalui FGD Implementasi Manajemen Resiko

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UIN RIL menyelenggarakan FGD terkait Implementasi Manajemen Resiko.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - UIN Raden Intan Lampung (UIN RIL) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Implementasi Manajemen Resiko.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman terkait manajemen resiko, sebagai bagian dari persiapan audit ISO serta tindak lanjut rekomendasi Audit Mutu Internal (AMI) tahun sebelumnya.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Satuan Pengawasan Internal (SPI) UIN RIL, Dr Nanang Supriadi SSi MSc, yang juga Ketua Pelaksana kegiatan.

Kegiatan untuk mewujudkan good university governance serta mempersiapkan audit ISO  ini berlangsung pada 25-26 September 2024 di Ruang Sidang Senat Lt.8 Gedung Academic & Research Center UIN RIL.

FGD diikuti oleh pimpinan universitas, termasuk Kepala Biro, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Kepala UPT, Kabag, Koordinator Unit Kerja, serta Tim Manajemen Risiko UIN RIL.

Dr Nanang menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menyusun risk register, peta risiko, serta pengendalian resiko di UIN RIL. Setiap unit kerja diharapkan mampu memetakan potensi resiko dan menyusun langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan.

Kepala Biro (Karo) AAKK, Dr H Abdul Rahman MPd, yang juga Ketua Tim Manajemen Resiko UIN RIL, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi resiko. Menurutnya, setiap aktivitas ASN maupun tugas sehari-hari pasti memiliki risiko.

“Untuk itu, penting menerapkan manajemen resiko agar kita dapat bekerja secara efektif dan efisien,” ujarnya.

Karo menegaskan, cara terbaik mengurangi risiko adalah dengan selalu berkoordinasi dan bekerja sama dalam melaksanakan tugas. “Kunci dari manajemen resiko yang baik adalah belajar bersama, mengatasi masalah sekecil apapun sebelum berkembang menjadi besar,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan manajemen risiko diharapkan dapat membantu UIN RIL dalam mencapai visinya.

Salah satu bagian penting dari FGD ini adalah penyusunan langkah-langkah implementasi manajemen risiko di UIN Raden Intan Lampung.

Narasumber utama FGD, Deky Anwar PhD, sebagai CEO Share-e Management, menyampaikan lima poin penting dalam implementasi manajemen resiko di UIN RIL, yaitu upaya mencapai tujuan, mitigasi resiko sebagai bagian dari pencapaian tujuan, manajemen resiko sebagai instrumen akreditasi, amanat PMA No. 5 Tahun 2024 yang mewajibkan adanya sistem pengendalian internal (SPIP) dan manajemen resiko, serta BLU Maturity Rating yang menilai kedewasaan BLU. 

“Manajemen resiko membantu terwujudnya good university governance atau tata kelola yang baik bagi UIN Raden Intan Lampung,” jelas Deky. 

Ia juga menekankan manajemen resiko adalah pengelolaan risiko secara sistematis untuk mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat pencapaian tujuan.

Deky lebih lanjut menjelaskan konsep three lines of defense, yang mencakup fungsi governance melalui organ pengawasan seperti dewas, dewan kehormatan, senat, serta organ pelaksana didukung dengan SOP. Kemudian, risk management yang mendukung implementasi manajemen risiko, serta internal audit oleh SPI sebagai pengawas non-akademik dan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) yang menangani pengawasan akademik.

Selain pemaparan materi, FGD ini juga diisi dengan diskusi interaktif mengenai manajemen risiko pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Badan Layanan Umum (BLU), penyusunan risk register UIN Raden Intan Lampung, reviu risk register unit kerja, serta finalisasi dokumen risk register unit kerja.

Peserta aktif berdiskusi dan berpartisipasi dalam tanya jawab untuk memperdalam pemahaman implementasi manajemen risiko di unit kerja masing-masing.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

Berita Terkini