Harga Singkong Anjlok di Lampung

Komisi II DPRD Lampung Soroti Harga Singkong Anjlok, Sebut Ancam Kesejahteraan Petani

Penulis: Hurri Agusto
Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi II DPRD Lampung, Ahmad Basuki.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Komisi II DPRD Provinsi Lampung menyoroti persoalan anjloknya harga singkong yang dikeluhkan oleh para petani di Lampung.

Ketua Komisi II DPRD Lampung, Ahmad Basuki mengatakan, anjloknya harga singkong dapat mengancam kesejahteraan petani dan keberlangsungan sektor pertanian di Lampung.

Terlebih, Lampung merupakan salah satu daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia.

Basuki menjelaskan, berdasarkan informasi dari petani, perusahaan pengolah singkong hanya membeli dengan harga berkisar Rp 1.000 hingga Rp 1.250 per kilogram.

Mirisnya, dengan harga ini petani hanya membawa pulang sekitar tak sampai Rp 750 per kilogram lantaran adanya potongan kualitas hingga 30 persen.

Dalam situasi ini, Ketua Komisi II menyampaikan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut. 

"Kami sangat memahami kegelisahan petani. Harga singkong yang anjlok ini merupakan persoalan serius yang harus ditangani segera," ujar Ahmad Basuki melalui pesan singkat Whats App, Rabu (11/12/2024).

"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas terkait untuk mencari solusi yang konkret dan efektif," imbuhnya.

Menurutnya, salah satu langkah awal yang akan dilakukan adalah mendorong kebijakan stabilisasi harga melalui penetapan harga dasar yang adil bagi petani. 

Selain itu, pihaknya juga mengusulkan penguatan peran koperasi petani untuk memperkuat posisi tawar mereka di pasar.

"Kami juga akan mendorong pengembangan industri hilir berbasis singkong, seperti tepung tapioka, bioetanol, dan produk olahan lainnya. Hal ini penting untuk meningkatkan nilai tambah singkong dan mengurangi ketergantungan pada pasar bahan mentah," tambahnya.

Anggota DPRD dari Fraksi PKB inj juga menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur distribusi dan akses pasar. 

"Kami akan mengajak sektor swasta untuk bermitra dengan petani agar hasil panen dapat terserap dengan baik," kata dia

"Selain itu, kami mendukung pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing produk singkong Lampung di pasar nasional maupun internasional," tambahnya.

Selain langkah jangka panjang, Ketua Komisi II memastikan akan segera mengupayakan solusi jangka pendek. 

Halaman
12

Berita Terkini