"Hasil ini bila dikurangi dengan biaya pengeluaran, maka petani hanya akan mendapatkan Rp5 juta. Dan tentunya tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar selama 1 tahun.
"Jadi wajar saja bila anggota DPRD Lampung meminta pengusaha untuk menaikkan harga singkong mencapai Rp1500 dengan potongan 15 persen," jelas dia.
"Dengan begitu, petani akan mendapatkan sekitar Rp18 juta setelah dikurangi pengeluaran. Meski begitu, harga tersebut masih rendah," tuturnya.
Maka dia menilai penting dilakukan kemitraan dafi stagholeder terkait untuk mengurai persoalan singkong di Lampung.
"Selain itu tata kelola Impor mesti dibenahi jangan sampai bocor. Terjadinya kebocoran keran impor, karena Indonesia saat ini masih kekurangan 1 juta ton tapioka untuk memenuhi kebutuhan nasional," pungkasnya.
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )