Dia pun meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya tanpa pandang bulu.
"Siapa yang tidak bersedih, keponakan kami ini gugur saat menjalankan tugas negara untuk membasmi kebatilan di bulan Ramadan. Kami minta siapapun pelakunya, apapun latar belakangnya, kami mohon agar diungkap sejelas jelasnya, dan dihukum seadil-adilnya," tuturnya.
Sementara Rega, sahabat almarhum Bripda Ghalib, mengaku sudah bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Di mana, mereka pernah sekelas di SD Negeri 2 Harapan Jaya Sukarame, Bandar Lampung. Kepada Tribun Lampung, Rega mengaku sangat kaget atas meninggalnya sahabatnya pada Senin kemarin.
Rega mengungkapkan, Ghalib merupakan sosok yang periang dan setia kawan.
"Kaget, saya juga tau dari grup temen SD sama dari media tadi malam. Pasti sedih, karena kami dari kelas 1 sampai kelas 6 SD selalu sekelas," kata Rega, Selasa (18/3/2025).
Dia pun mengungkapkan, bahwa Ghalib dan teman-teman SD-nya memiliki rencana untuk menggelar acara buka bersama, pada Jumat (21/3) mendatang.
Namun, acara buka bersama tersebut nampaknya akan diselimuti rasa haru lantaran tak dikuti oleh Ghalib.
"Padahal rencananya kami akan buka bersama hari Jumat nanti bareng teman-teman SD," tuturnya
Rega pun mengungkapkan, bahwa pertemuan terakhirnya dengan Galib terjadi sekira awal tahun 2025 lalu.
"Terakhir ketemu awal tahun 2025 ini, waktu itu kami berenang bareng. Semoga Almarhum mendapat tempat terbaik dan amalnya diterima Tuhan YME," tambahnya.
Jenazah Bripda Ghalib dimakamkan di TPU RT 10, Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, pada Selasa sore.
Isak tangis keluarga, sahabat, serta rekan kerja korban menyelimuti suasana haru sejak korban tiba di rumah duka hingga proses pemakaman.
Upacara pemakaman secara kedinasan ini dipimpin oleh Wakapolda Lampung, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Upacara dimulai sekira pukul 15.10 WIB dengan diawali pembacaan riwayat hidup almarhum.