Kami mencatat banyak success story selama angkutan Lebaran tahun ini yang akan kami sampaikan kepada seluruh stakeholder.
Salah satu tantangan ke depan adalah kebutuhan pelabuhan pendamping.
Pelabuhan Bakauheni saat ini sangat padat, sehingga perlu distribusi ke pelabuhan lain seperti BBJ, Sumur Makmur, dan lainnya agar kapal-kapal penumpang tidak hanya terpusat di satu pelabuhan, sementara barang bisa terpusat di pelabuhan lainnnya.
Kami juga akan memperluas dan memaksimalkan areal parkir agar lebih dekat dengan titik keberangkatan.
Selain itu, kami sedang merancang perbaikan dermaga untuk menunjang kelancaran arus kendaraan.
Tak hanya itu, kami ingin kawasan Bakauheni menjadi gerbang Sumatera yang benar-benar berkesan.
Rencana pengembangan destinasi wisata dan ruang rekreasi di sekitar pelabuhan tengah kami gagas agar pemudik dan wisatawan mendapat pengalaman menyenangkan.
Tentu ini membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk rekan-rekan media.
Bagaimana Anda melihat peran tim di lapangan, terutama selama momen Lebaran?
Sepanjang karier saya, terutama di momen Lebaran, kami tidak mengenal libur.
Tim bekerja tanpa henti demi kelancaran jutaan masyarakat yang ingin bersilaturahmi ke kampung halaman.
Ini bukan pekerjaan biasa, melainkan bentuk pengabdian dan tanggung jawab.
Mudah-mudahan keluarga kami bisa memahami dan masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
ASDP terus berbenah dan melakukan inovasi untuk pelayanan yang lebih baik.
Dengan evaluasi matang dan perencanaan yang terstruktur, kami optimistis arus mudik tahun-tahun mendatang bisa semakin lancar dan efisien.
Kami tidak ingin hanya menjadi operator penyeberangan, tapi juga pelayan kemanusiaan.
(tribunlampung.co.id/riyo pratama)