Robby kemudian memaparkan bagaimana hierarki dalam dunia prostitusi.
Menurutnya, cantik saja belum cukup.
Banyak wanita yang menginginkan jadi model majalah dewasa agar bisa meningkatkan tarifnya.
“Kalau dulu cewek yang udah cantik, udah ubah sana ubah sini kalau belum masuk majalah dewasa harga belum bisa naik,” kata Robby Abbas.
“(Jadi model majalah dewasa) Itu patokan harga dia bisa naik,” imbuhnya lagi.
Menurut Robby, selain sebagai artis, model majalah dewasa merupakan level tertinggi dalam dunia prostitusi.
Robby pun memaparkan tarif terendah jasa prostitusi yang pernah ditanganinya.
“Apalagi? Mau dibilang mahasiswi cuma satu juta setengah, mau dibilang LC cuma satu juta. Kan nggak mungkin. Kalau model kan dia bisa mark up diri dia lebih tinggi,” katanya.
“Makanya orang-orang tuh berlomba, kayak cewek-cewek yang istilahnya jualan produk-produk itu untuk masuk ke majalah dewasa,” imbuh Robby Abbas.
Kendati demikian, anggapan ini dirasa sudah tak relevan lagi.
Menurut Robby, majalah dewasa sudah tak lagi jadi patokan popularitas para pekerja prostitusi sejak maraknya penggunaan media sosial.
“Dulu kan satu media yang untuk orang ngeliat itu majalah dewasa, kalau sekarang mungkin udah ada internet, udah ada instagram, jadi orang udah gampang melihatnya,” ujar Robby Abbas.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com