Berita Terkini Nasional

Kisah Lukman Latili Nelayan 8 Bulan Hilang di Laut sampai Dikira Sudah Meninggal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NELAYAN HILANG - Lukman Latili, nelayan asal Timbuwolo Timur, Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (15/5/2025). Lukman Latili delapan bulan hilang di laut setelah rakitnya hanyut.(Herjianto Tangahu/TribunGorontalo.com)

Rakit yang biasa ditinggali selama lima hingga enam bulan itu kini tak lagi bisa diandalkan untuk berkomunikasi atau mencari pertolongan.

Dengan bekal seadanya seperti beras, gas untuk memasak dan alat masak, Lukman bertahan selama lebih dari sebulan. 

Ia mengandalkan bubur sebagai makanan pokok, dimakan pagi hingga malam. 

Setelah persediaan habis, ia mulai menangkap ikan dengan alat sederhana.

Namun hasil tangkapan tidak selalu menguntungkan. 

Seringkali, ia harus menahan lapar hingga lima hari lamanya tanpa makanan.

“Bahkan lima hari siang malam saya tidak makan apa-apa,” katanya lirih.

Ketika kayu bakar dari rangka rakit mulai habis, ia terpaksa memakan ikan mentah. 

Itu pun jika berhasil menangkap. Jika tidak, ia hanya bisa menangis dan berdoa.

Tak hanya soal makanan, badai dan ombak besar juga menjadi tantangan. 

Rakitnya kerap diterjang gelombang tinggi yang mengancam keselamatan. 

Di tengah ancaman maut, ia hanya bisa berpasrah pada Tuhan.

Dalam kesendirian dan keputusasaan, Lukman tetap teguh berdoa. 

Bahkan saat merasa doanya tak terkabul, ia tetap mengadu kepada Sang Pencipta, walau sempat merasa Tuhan tidak adil.

“Saya berdoa, ‘Ya Allah, jemputlah saya. Sudah tidak mampu lagi," kata Lukman dengan wajah mulai memerah. 

Halaman
1234

Berita Terkini