“Darah banyak banget di dalam. Bagus berdarah parah, luka di tangannya."
"Tubuh Lusi juga ada, tapi saya enggak terlalu berani lihat,” kata Dita dengan suara bergetar.
Polisi yang datang tak lama kemudian langsung memasang garis polisi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dugaan sementara, peristiwa tragis ini dipicu penganiayaan dalam rumah tangga.
Rumah yang Sepi, Konflik yang Tersembunyi
Selama ini, Lusi dan Bagus dikenal sebagai pasangan yang tertutup.
Mereka jarang bersosialisasi dengan tetangga.
Sesekali terlihat saat membeli jajanan atau kebutuhan rumah tangga.
Bagus diketahui memiliki usaha toko aksesori.
Namun, di balik ketenangan rumah itu, ternyata tersimpan ketegangan.
Dita mengaku dalam dua hingga tiga bulan terakhir, kerap mendengar pertengkaran dari rumah mereka.
“Enggak sering ribut keras sih, tapi istri sering nangis. Suaminya enggak pernah terdengar ngomel, tapi Lusi pernah cerita pas suaminya mabuk, dia pernah ditendang,” ungkap Dita.
Malam sebelum kejadian, sekitar pukul 20.30 WIB, Lusi masih sempat membeli kudapan ke rumah Dita.
Namun, matanya sembap, seperti habis menangis. Saat itu, Bagus juga ada di rumah, namun Dita tak berani menanyakan lebih jauh.
“Dia enggak cerita apa-apa, cuma kelihatan banget kalau habis nangis. Tapi saya nahan diri buat nanya,” katanya.